PWMU.CO-Bangkalan digemparkan dengan beredarnya Vlog yang dilakukan Pendeta Risuli Lubis, Selasa (25/12/2018). Video itu diunggah oleh akun Youtube metanoia metanoia. Berdurasi satu jam 26 menit.
Dalam video itu ada seorang pria paro baya berkopiah putih dibaptis di tempat umum. Lokasi tempat kejadian diperkirakan di Pasar Senenan Jl. Teuku Umar Kel. Kemayoran. Menurut keterangan di video itu dilakukan saat jalan pagi.
Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Bangkalan langsung merespon perkara ini dengan mengadakan pertemuan di Pendapa Kabupaten hari itu juga. Hadir semua pejabat Forkopimda dan perwakilan Ormas seperti MUI dan Forum Komonikasi Umat Beragama (FKUB) Bangkalan.
Ketua PDM Bangkalan, Tamar Djaya, menyatakan, negara memberikan ruang eksistensi untuk semua agama untuk melakukan kegiatan ibadah. Tapi menjadi sesuatu yang salah jika ada pihak yang mencampuri dan memprovokasi pemeluk agama lain untuk memeluk agama yang dianutnya.
”Akidah adalah urusan masing-masing,” ujarnya. ”Lakum dinukum waliyadiin,” kata dia menambahkan.
Menurut dia, relasi kemanusian harus dijaga dengan baik. Jika ada oknum yang terbukti benar melakukan aksi misionaris di Bangkalan maka pihak berwenang harus menindak. Karena aksinya ini melukai NKRI dan dapat memicu keretakan.
“Orang Madura ini polos-polos mana tahu dengan siapa yang disebut Kristus. Jadi saya katakan orang yang dibaptis adalah korban, ” tandasnya.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bangkalan KH Syarifuddin Damanhuri juga mengecam perilaku pendeta itu. Ia berharap orang yang melakukan kristenisasi dan orang yang dibaptis supaya secepatnya ditemukan.
Wakil Ketua Forum Komonikasi Umat Beragama (FKUB) Pendeta Yefta Wahyudi mengaku terkejut dengan beredarnya video yang amat sensitif itu. Apalagi berada di suasana Hari Natal sehingga bisa mengusik ketenangan umat beragama.
Kapolres Bangkalan AKBP Bobby Pa’ludin Tambunan menyampaikan, segera menangani perkara ini dengan tepat dan cepat. Dikhawatirkan akan menjadi bola liar. Masyarakat hanya mendapatkan informasi sepotong dan mengganggu keamanan kabupaten Bangkalan.
”Kami berkoordinasi dan semua Forkopimda dan tokoh Islam dan Kristen sepakat mengecam perbuatan tersebut adalah perbuatan tidak benar,” ujarnya. (Iis, Lija)