PWMU.CO – Pakar pendidikan anak, Seto Mulyadi memaparkan peran profesionalisme guru dalam pendidikan menuju generasi emas. Menurut Kak Seto, panggilan akrabnya, guru yang diimpikan oleh murid adalah guru yang memperhatikan dan mengerti dunia anak-anak yang dididik.
(Baca: Dari Aktris Ria Irawan, Metro TV hingga Kaskus Warnai Tiga Dekade Komunikasi UMM)
”Guru yang sukses dan profesional adalah guru yang keren, guru yang memahami psikologi anak didik,” kata Kak Seto dalam Seminar Nasional Pendidikan di Theater UMM Dome, Selasa (24/5).
Lebih lanjut, Kak Seto mengatakan, fenomena kasus kekerasan terhadap anak yang marak terjadi belakangan ini, tak bisa dilepaskan dari peran dan didikan guru dan juga orang tua terhadap anak, di waktu anak itu kecil. Dicontohkan Kak Seto, stereotype anak nakal itu sangat identik dengan dijewer ibunya dan dibentak bapaknya, dan juga dihukum gurunya.
(Baca: Sukses Mahasiswa UMM Tulis 8 Buku)
”Kalau mau menjadi pendidik yang baik, kita harus kampanye senyum. Ingat, semua berawal dari kekuatan cinta. Kalau sudah menjadi guru atau sudah berkeluarga nanti, dan mempunyai anak-anak yang lucu dan hebat, janji ya gak akan dibentak,” ujar Kak Seto di depan peserta seminar yang diselenggarakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Dunia anak-anak bagi Kak Seto merupakan dunia bermain. Maka cara terbaik mendidik anak harus juga dengan cara bermain. Bukan dengan cara kekerasan seperti membentak. Kak Seto menjelaskan, lima ciri utama dalam mendidik anak dengan cara bermain. Pertama, bermain didorong oleh motivasi dari diri sendiri. Sehingga apa yang akan dilakukan anak memang betul-betul memuaskan dirinya, bukan karena iming-iming hadiah atau karena diperintah orang lain.
Kedua, bermain dipilih secara benar, sesuai dengan keinginan anak. Ketiga, bermain adalah kegiatan yang menyenangkan walaupun bermain tidak selalu harus menggambarkan hal yang sebenarnya.
(Baca: UMM Beri Penghargaan kepada 86 Pegawainya)
”Dan terakhir bermain senantiasa melibatkan peran serta aktif anak, baik secara fisik, psikologis, maupun keduanya sekaligus,” jelas Kak Seto.
Untuk bisa mendidik anak dengan bermain, Kak Seto menerangkan seorang guru harus juga menjadi seorang pendongeng, penyanyi, bahkan pesulap. ”Anak, selain bertumbuh secara fisik, dia juga berkembang secara psikologis, kreatif dan suka meniru,” jelasnya.
Sementara Rektor UMM Fauzan mengatakan, menyambut baik kehadiran Kak Seto. Menurut Fauzan, saat ini perkembangan psikologi pendidikan mengalami sakit agak parah sebab faktor lingkungan. Dahulu, Fauzan menuturkan, guru itu sebagai priyayi yang memiliki strata sosial eksklusif, sederhana tapi memiliki kualitas yang tinggi.
“Kehadiran Kak Seto yang populer dan disukai anak-anak di masa lalu dengan karakter Si Komo, diharapkan bisa menjadi pencerahan bagi mahasiswa FKIP UMM,” kata Fauzan. (Nas/aan)