PWMU.CO-Memasuki awal masuk sekolah, MA Muhammadiyah 1 Malang yang populer disebut Mamumtaza mengadakan workshop yang diikuti oleh guru dan karyawan untuk peningkatan mutu pengajaran. Acara digelar di madrasah selama tiga hari Rabu-Jumat (2-4/1/2018).
Hari pertama Sosialisasi dan Persiapan Akreditasi Mamumtaza tahun 2019. Acara ini diisi oleh Dra Hj Chusnul Chotimah MAg, ketua Pokjawas Kemenag sekaligus Asesor Akreditasi BAN S/M.
Dia menyampaikan, akreditasi saat ini ada perbedaan terutama predikat A yaitu nilai 91-100 dari sebelumnya 86-100. ”Tiap sekolah harus optimis dapat predikat A, dengan syarat percaya diri dan melakukan kelengkapan persyaratan,” ujarnya.
Hari kedua, workshop pembuatan soal HOTS (Higher Order Thinking Skill) diikuti oleh guru MA, MTs, SMK Muhammadiyah Malang. Acara dibuka Direktur Komplek Perguruan Muhammadiyah Tlogomas Bambang Parianom MHum.
Dia menjelaskan, guru-guru Muhammadiyah bagaikan lanjaran-lanjaran yang akan menjadikan siswa dapat berdiri tegak menuju kesuksesan.
Pembicara Dr Endang Purwati MPd, dosen Universitas Muhammadiyah Malang. Dia menyampaikan, guru dan sekolah Muhammadiyah untuk bisa survival harus memiliki idealisme, komitmen, kebanggaan dan dedikasi.
Berkaitan dengan soal HOTS (Higher Order Thinking Skill) menjelaskan, ini adalah kegiatan berpikir tingkat tinggi melalui empat hal. Pertama, berpikir kritis. Kedua, kreatif. Ketiga, pemecahan masalah. Keempat, pembuatan keputusan.
”Soal HOTS tidak diartikan soal sulit yang membuat siswa tidak mampu menjawabnya tapi soal yang mendorong siswa berpikir kritis, kreatif untuk memecahkan masalah dan mengambil keputusan,” ujarnya.
Hari ketiga Workshop Bedah Program Unggulan yakni English Program, Arabic Program, dan Studi Islam Intensif. Bedah English Program dilakukan oleh Ketua Jurusan Sastra Inggris Rina Sari MPd dari UIN Maliki Malang bersama Kepala Program Donna Sita dan empat anggota timnya.
Rina Sari menyampaikan, menghadapi siswa yang kesulitan dalam belajar Bahasa Inggris harus telaten. Senantiasa diberikan motivasi dan harus kreatif dan inovatif.
Sedangkan pembahasan Arabic Program dibedah oleh Ketua PDM Kota Malang Dr H Abdul Haris MA. Dosen Bahasa Arab Universitas Muhammadiyah Malang itu menyampaikan, apabila sekolah maju maka gurunya akan makmur.
”Masyarakat yang mendaftarkan juga kalangan menengah ke atas. Kalangan menengah ke atas apabila mendaftarkan anaknya karena melihat kualitas dan prestasinya. Sedangkan menengah ke bawah karena murahnya bahkan cari yang gratis,” tuturnya.
Program Unggulan Studi Islam Intensif dibedah oleh Dr H. Khozin MSi dan Kepala Program Syaiful Arif SAg bersama lima anggota timnya. Khozin mengatakan, suatu program akan berhasil dengan baik apabila perencanaannya baik, pelaksanaannya baik serta sistem evaluasi yang jelas.
”Karena itu harus ditentukan pertama, dasar pemikirannya secara normatif maupun objektif. Kedua, tujuan yang jelas. Ketiga, program yang jelas dan rinci. Keempat, sistem evaluasi,” tandasnya. (S. Riadi)