PWMU.CO – Zaman sekarang tantangan orangtua terhadap pendidikan anak-anaknya serba dilema. Di balik kemudahan semua fasilitas, justru dapat membuat masa depan anak-anak akan suram.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Nadjib Hamid MSi pada Pengajian dan Silaturrahim Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Panarukan dan Wringinanom di Aula Rumah Makan Asri Panarukan Situbondo, Ahad (6/1/2019).
Merujuk Alquran Surat Maryam 4-5, Nadjib Hamid mengisahkan kegalauan Nabi Zakariya. “Sungguh aku khawatir terhadap pemimpin generasi di belakangku karena belum tampak ada tanda-tanda penggantiku di masa datang, sementara istriku mandul. Maka karuniakanlah pemimpin yang meneruskanku dan jadikanlah dia generasi yang engkau ridhai,” katanya mengutip doa Nabi Zakariya.
Kata Nadjib, sekarang ini anak usia dua tahun sudah main handphone (HP). Orangtuanya beralasan yang penting tidak nangis. Akibatnya anak tidak terlatih untuk berkomunikasi sesama manusia dan efeknya menjadi sulit berbicara.
Sementara, sambungnya, yang bisa berkomunikasi tantangannya saat ini adalah narkoba. Permen pun sempat ramai ada yang berisi narkoba. “Narkoba menyerang semua golongan dari yang melarat sampai konglomerat. Jika orangtua tidak waspada maka sangat berbahaya,” ujar calon anggota DPD RI Nomor Urut 41 ini.
Dia bangga menyaksikan anak-anak SD Muhammadiyah 1 Panarukan bisa tampil luar biasa. Ada yang hafal Juz Amma, ada yang hafal hadits Nabi tentang kehidupan sehari-hari, ada yang menari dengan bagus sekali.
“Tarian anak-anak tadi sepertinya hanya ada di Panarukan. Kok antik. Ada dialog pakai bahasa Maduranya,” canda Nadjib yang disambut tawa dan tepuk tangan hadirin.
Dia menyerukan, guru-guru di sekolah Muhammadiyah Panarukan mulai TK hingga SMP ikut menyiapkan generasi mendatang yang lebih baik. Orang tua di rumah juga memberikan pendidikan yang baik dan juga jangan lupa mendoakan putra-putrinya.
Nabi Zakariya terus berdoa dan berikhtiar sehingga mendapat keturunan yakni Nabi Yahya. “Siapa tahu anak-anak kita ada yang jadi presiden. Dan semua adalah calon pemimpin yang hebat, minimal pemimpin hebat untuk rumah tangganya masing-masing,” kata dia.
Seorang pemimpin haruslah memiliki sifat peduli. Kiai Ahmad Dahlan banyak memberikan contoh tentang kepedulian. Ketika di Jalan Malioboro dan sekitarnya banyak gelandangan dan anak yatim, maka sangat peduli. ”Surat Al Maun tidak hanya dibaca dan diqiroatkan, tapi dipraktikkan langsung dengan menolong sesama yang membutuhkan,” ujarnya.
Dalam pengajian Kiai Dahlan, cerita Nadjib, surat Al Maun dibahas lebih dari tujuh kali. Beberapa muridnya bertanya, mengapa terus menerus membahas surat ini, padahal di Alquran banyak surat yang lain. Kiai Dahlan menjawab, apakah ayat ini sudah dipraktikkan.
“Ayo catat tetangga yang miskin dan anak-anak yatim. Berikan bantuan untuk orang-orang miskin, dan mandikan anak-anak itu lalu berikan mereka pakaian dan makanan,” kata Nadjib menirukan Kiai Dahlan.
Kemudian Kiai Dahlan mendirikan sekolah di rumahnya. Maka berkembanglah sampai sekarang lembaga sosial yakni Panti Asuhan Muhammmadiyah, juga lembaga pendidikan dari tingkat TK hingga perguruan tinggi, serta lembaga kesehatan dengan rumah sakit dan kliniknya.
Seorang pemimpin, dia menambahkan, haruslah mempunyai sifat jujur dan integritas. Sekali tidak jujur, maka akan sulit mendapatkan kepercayaan dari orang lain. “Kadang seseorang kalau punya keinginan lalu menghalalkan segala cara untuk mencapainya. Tetapi kalau tidak jujur maka pasti akan terbongkar,” tegasnya. (Sugiran)