PWMU.CO – Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr HM Saad Ibrahim MA menjelaskan makna ta’awun dalam sambutan pembukaan Tabligh Akbar Muhammadiyah Gresik di SMAM 10 GKB, Jalan Mutiara 95 PPS Gresik, Ahad (20/1/19).
“Di bulan Desember tahun 2017 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo mengundang Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bapak Dr Haedar Nashir untuk meresmikan gedung baru bertingkat tujuh,” ujarnya mengawali cerita.
Ketika itu, kata Saad, ia bersama Haedar Nashir di lantai 6 dan melihat dari jendela. “Dan di situlah beliau menyampaikan kepada saya. Pak Saad, begini inilah yang amat membahagiakan kita. Baru saja kita resmikan gedung ini. Dan Muhammadiyah hampir dapat dipastikan setiap hari, entah itu peletakan batu pertama atau kemudian peresmian seperti ini, di seluruh kawasan Indonesia ini, hampir setiap hari terjadi,” kata dia menceritakan ucapan Haedar Nashir.
Saad meyakini dengan pertolongan Allah, Muhammadiyah akan melakukan hal yang seperti itu terus-menerus. “Seperti sudah dan sedang dan akan terus membangun amal-amal usaha seperti itu, tidak lain dan tidak bukan inilah ianah yang diberikan oleh Muhammadiyah ke negeri ini,” ujarnya.
Ia menegaskan, Muhammadiyah melangkah lebih jauh dengan mengajak seluruh komponen bangsa ini untuk saling bahu-membahu, tolong-menolong, memperkuat, dan memberi untuk proyeksi lebih baik bagi bangsa ini. “Inilah tema ta’awun. Tidak bisa proyeksi ke depan untuk bangsa ini untuk menjadi lebih baik hanya dilakukan oleh sebagian elemen bangsa ini,” tegasnya.
Menurut Saad, hal itu tidak bisa semata-mata dilakukan sendiri. “Tidak bisa juga Pemerintah melakukan sendiri. Maka seluruh elemen-elemen bangsa ini harus masuk dalam ranah ta’awun untuk negeri ini,” tuturnya.
Saad menambahkan, sekian kilometer dari arah lokasi ini menuju ke barat, ada rumah sakit baru yang didirikan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah yang menghabiskan dana RP 57 miliar. “Ketika bupati tanya berapa habisnya bangunan rumah sakit itu, lalu pihak Pimpinan Cabang memberi tahu biayanya Rp 57 miliar tadi,” kata dia.
Rupanya sebelum bertanya, lanjut Saad, bupati sudah menghitung perkiraan dananya. “Maka ketika diberitahu yang seperti itu, komentar beliau, ini kalau menurut saya habisnya itu Rp 100 miliar,” ujarnya.
Di hadapan lebih dari 2.000 peserta tabligh akbar, Saad menegaskan inilah Muhammadiyah. “Dengan uang seperti itu bisa membangun suatu bangunan yang nilainya bisa ditaksir Rp 100 milyar,” ujarnya.
Ia mengatakan, kultur dan nilai-nilai di Muhammadiyah tersebut dibangun dan diaktualisasikan konkrit dalam kehidupan berbangsa dan bertanah air. “Maka nilai-nilai yang seperti inilah, teologi yang seperti inilah, yang kita jadikan bagian dari ianah lalu mengajak yang lain melakukan ta’awun untuk negeri ini,” kata dia.
Sebagai langkah praktis, kata Saad, PWM menugaskan Najib Hamid untuk membawa nilai-nilai dan kultur yang seperti itu untuk negeri ini. “Maka Pak Najib kita berikan tugas untuk menjadi Calon DPD (Dewan Perwakilan Daerah) Republik Indonesia dan Profesor Zainudin Maliki (sebagai calon DPR RI). Percayalah bahwa nilai-nilai tadi akan sampai untuk bangsa ini,” ujarnya meyakinkan jamaah.
Saad menambahkan, kultur di Muhammadiyah itu jika menjadi masif untuk bangsa ini, maka insyaallah proyeksi menjadi bangsa besar akan lebih cepat tercapai. “Saya akhiri dengan menyatakan, Kiai Haji Ahmad Dahlan menyatakan aku titipkan Muhammadiyah kepadamu, hidup-hidupilah Muhammadiyah?” ujarnya.
Karena itu, lanjutnya, PWM Jawa Timur menitipkan Najib Hamid dan Profesor Zainudin Maliki kepada warga Muhammadiyah. “Dan warga-warga yang lain yang mendukung nilai-nilai teologis yang seperti itu, kami titipkan untuk membawa misi menghidup-hidupkan negeri ini, menghidup-hidupkan bangsa ini,” tutupnya. “Mohon dimaafkan.” (Vita)
Discussion about this post