PWMU.CO-Pertemuan wali murid SMP Muhammadiyah 4 Tanggul Jember (SMP Muhata) berlangsung di mushala, Senin(21/1/2019). Pertemuan dihadiri oleh semua wali murid kelas 7-9. Pertemuan ini bertujuan sosialisasi aplikasi SidikMu dan penjelasan persiapan kelas 9 menghadapi UNBK.
Dalam iftitahnya, Bendahara PDM Jember H Ir Ali Maksum mengatakan, menitipkan putra-putri ke sekolah ini tidak hanya untuk pandai Matematika, Bahasa Inggris dan lainnya. Akan tetapi untuk menyiapkan generasi yang sukses di dunia dan akhirat. Dunia bisa untuk siapa saja tetapi akhirat hanya untuk orang-orang yang muttaqin.
”Bapak ibu, ada tiga hal yang tak akan terputus meski kita sudah meninggal. Ilmu yang bermanfaat, amal jariyah dan anak saleh yang mendoakan. Nah, ketika kita nanti meninggal tak mungkin kita berharap yang bisa mendoakan teman atau tetangga. Pasti kita berharap anak-anak kitalah yang akan mendokan,” kata Ali Maksum.
Anak saleh adalah investasi kita, sambung dia. ”Tetangga atau teman mendoakan paling lama tujuh hari. Tidak akan mau lebih lama dari itu. Apalagi sampai setahun,” kata Maksum disambut tawa seluruh hadirin. ”Nah, kalau anak sendiri bisa mendoakan. Paling tidak lima kali sehari mereka mendoakan kita,” tegasnya.
Dia menambahkan, harta yang kita miliki tidak mempunyai arti jika tidak digunakan di jalan Allah. Membangun sekolah, pesantren, jalan adalah contoh amal jariyah. Yang nanti pahalanya akan terus mengalir meski kita meninggal.
”Meski uang kita banyak, tak mungkin orang tua yang di kuburan meminta transferan. Atau minta kiriman pulsa untuk Youtube-an. Hanya doa anak saleh pasti yang diharapkan,” tambah Maksum disambu tawa memenuhi ruangan.
Tahun ajaran baru, dia menambahkan, PCM Tanggul sudah menyiapkan sekolah berasrama putra-putri. Muhammadiyah Tanggul menginginkan generasi yang selamat dari dampak negatif HP dan TV. Biar anak-anak konsentrasi menghafal ayat-ayat Alquran.
”Asrama Putri tempatnya sudah kami siapkan. Letaknya di depan Stasiun Tanggul. Bapak ibu tidak usah khawatir. Sudah terpagari semua. Anak-anak tidak akan mudah keluar masuk. Kalau ibu-ibu mau menjenguk, tinggal naik kereta api, langsung sampai,” ujarnya. Mereka tertawa lagi. Paham rumah wali murid paling jauh berasal dari Klatakan atau Rowo Tengah yang tidak ada akses stasiun. (Humaiyah)