PWMU.CO-Begitu bel SMP Muhammadiyah 4 Tanggul Jember (Muhata) berbunyi empat kali, semua siswa bersiap mengikuti kegiatan Jumat. Siswa laki-laki menuju masjid untuk mengikuti shalat Jumat. Sedangkan siswa putri mengikuti kegiatan cinta Alquran di mushala sekolah.
Kegiatan cinta Alquran berisi tahsin, tartil, qiroah diasuh oleh Ustadzah Lina Mei ST. Seperti pada Jumat (1/1/2019), siswa putri duduk rapi menghadap ustadzah dengan memegang Alquran masing-masing.
”Kita mengulang pelajaran Jumat kemarin ya. Buka Alqurannya, surat Al Baqarah ayat 17 sampai 22, ” perintah Lina.
Dengan sigap siswi membuka Alquran. Begitu semua sudah menemukan surat yang dimaksud, Linapun memulai pelajaran. Dengan suara yang merdu, Lina membaca taawudz memulai pelajaran.
”Ayo tirukan,” perintah Lina. Semua anak menirukan. Dilanjut dengan bacaan basmalah. Siswa juga sukses menirukan.
”Alhamdulillah, untuk bagian yang ini, Ustadzah yakin kalian semua sudah bisa,” puji Lina membuat siswa tersenyum senang.
”Ayat berikut, kalian dengarkan dulu. Kemudian tirukan.” Lina membacakan ayat berikutnya dengan nada tinggi, merdu dan meliuk-liuk. Kontan saja begitu Lina selesai membaca ayat, semua murid malah tepuk tangan. Memberikan apresiasi.
”Lho, kenapa kalian tepuk tangan? Ayo sekarang ditirukan,” perintah Lina sekali lagi. Dia heran kenapa justru siswa bertepuk tangan.
”Bagus, Ustadzah. Tapi sulit menirukan,” jawab siswa dengan tertawa.
Lina kembali mengulang-ulang ayat tersebut sambil diikuti siswa. Sesekali terdengar tawa karena nada suaranya tidak sampai seperti yang dicontohkan. Tapi ada juga yang memilih diam. Hanya mata yang tertuju ke ayat yang dibaca.
Dirasa cukup memberikan contoh. Lina meminta siswa yang berani membacakan ayat tersebut. Fatimatus Sa’diyah, sang juara qiroah Milad Muhammadiyah se-Kabupaten Jember mencoba memberanikan diri. Bacaannya dipuji ustadzah. Kembali ruangan dipenuhi tepuk tangan memberikan apresiasi.
”Siapa lagi yang berani?” tanya Lina.
Sintiawati, kelas 9A juara tartil Milad Muhammadiyah Jember tahun yang lalu ganti membaca ayat. Sukses. Dapat pujian juga. Kembali teman-temannya memberikan tepuk tangan. Ya yang tak berani qiroah cuma andalkan tepuk tangan sebagai supiorter. (Humaiyah)