PWMU.CO– Kesibukan terlihat di halaman SD Muhammadiyah 8 Sutorejo Surabaya, Senin (4/2/2019). Berbagai peralatan masak mulai dari kompor gas, wajan, pisau, hingga peralatan makan ada di situ.
Siswa kelas 6 beserta orangtua sibuk bekerja sama menyiapkan sajian mulai dari hidangan pembuka, menu utama dan penutup. Menu utama dipilih dari berbagai masakan khas daerah.
Kesibukan ini merupakan ujian praktik kelas 6 mata pelajaran SBdP (Seni Budaya dan Prakarya). Penyajian olahan nusantara bertujuan untuk mengenalkan pada siswa tentang keanekaragaman makanan daerah di Indonesia.
Sebagian masakan sudah disiapkan dari rumah. Di sekolah siswa memasak pelengkap sajian dengan dipandu orangtua. Ada yang memanggang roti, goreng ayam. Salad buah, dan tak lupa minumannya.
”Lagi goreng ayam buat lauk pecel,” kata Sashi saat ditanya di tengah kesibukannya memasak. Di sampingnya terlihat teman kelompoknya yang sedang menyajikan bahan-bahan pecel.
Dewan juri juga berkeliling di area memasak sambil mengamati dan menilai kerja sama antara siswa satu kelompok dengan orangtua. Kriteria penilaian seperti rasa, penyajian, kerja sama serta kekompakan antara siswa satu kelompok dengan orangtua.
Saat penilaian penyajian, aula sekolah disulap menjadi sebuah restoran dengan berbagai sajian masakan daerah. Ada rawon, pecel, ayam betutu, tahu campur, coto Makassar, gudeg, ayam taliwang, sate, rending, dan gulai ikan patin.
Ada keunikan. Saat masak, siswa dan orangtua mengenakan pakaian adat sesuai daerah asal masakan. Mereka berada di sekitar meja saji untuk menjawab setiap pertanyaan dewan juri.
”Tujuan kegiatan ini, mengenalkan olahan nusantara dalam wujud masakan khas daerah, juga mengenalkan budaya daerah, di antaranya adalah pakaian adat,” jelas Ita Sumia, koordinator ujian praktik SBdP.
”Wakil dari orangtua turut mengenakan pakaian adat, untuk menunjukkan kekompakannya, karena menjadi salah satu kriteria penilaian kegiatan ini,” ujarnya. (Siti Jumaliah)