PWMU.CO-Tarian kembang mayang memukau peserta dan tamu undangan di pra pembukaan Musyawarah Wilayah (Musywil) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Jawa Timur di Lamongan, Sabtu (9/2/2019).
Bertempat di Lapangan Universitas Muhammadiyah Lamongan (UMLA) tiga perempuan cantik menari dengan gerakan lemah gemulai. Ketiga penari itu adalah Putri Permatasari, Nur Alia Safitri dan Arsita Angel Puspita.
Ditemui usai tampil tiga perempuan ini tampak terharu dan bangga bisa tampil di depan kader IPM se Jawa Timur. ”Saya ini bukan orang Muhammadiyah loh. Tapi saya bisa mendapat kesempatan tampil di acaranya IPM yang sebesar ini,” ungkap Putri Permatasari.
Tarian kembang mayang ini, sambung dia, menjadi sejarah syiar agama Islam di pesisir pantura seperti Lamongan. Tari ini diciptakan di masa awal dakwah Islam di pesisir. Di zaman para wali.
”Dulu ketika Islam awal masuk di pulau Jawa lewat daerah pesisir, tidak mudah diterima oleh masyarakat. Sebab itu para dai mengemas penyebaran agama Islam lewat musik gamelan yang dikolaborasikan dengan tarian sehingga Islam mudah diterima oleh masyarakat,” katanya.
Tarian ini, dia menambahkan, sejak tahun 2000-an menjadi ikon Kabupaten Lamongan. Bahkan ikon Jawa Timur. Dia mengatakan, tak butuh waktu lama untuk latihan tarian kembang mayang ini. ”Kami hanya latihan ssepekan. Bahkan Nur Alia Safitri hanya latihan tiga hari sejak Kamis dan hari ini tampil,” katanya.
Penampilan lainnya adalah pendekar-pendekar cilik Tapak Suci Lamongan. Pesilat kecil dengan sigap menampilkan jurus dengan gerak gerik yang tangkas. Menendang, memukul, menyodok dimainkan dengan cepat.
Pesilat lainnya tampil dengan atraksi lebih seru. Menunjukkan kekuatan menekuk besi dengan leher hanya dalam waktu semenit. ”Kekuatan itu dengan mengunakan teknik pernapasan yang tinggi,” ujar Sande Ariawan dan Afuan Anas, pelatih Tapak Suci. (Nia Ambarwati, Fathan Faris Saputro)