PWMU.CO-Gubernur Jawa Timur terpilih Khofifah Indar Parawansa dan Wagub Emil Elestianto Dardak dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara Jakarta, Rabu (13/2/2019). Keduanya menggantikan Soekarwo dan Syaifullah Yusuf yang berakhir masa tugasnya Selasa (12/2/2019).
Kepada gubernur baru Jawa Timur ini, Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jatim Dikky Syadqomullah menyampaikan tiga harapan yang bisa diwujudkan Khofifah-Emil selama memimpin provinsi ini.
Pertama, kata dia, melanjutkan Program Keluarga Harapan (PKH) yang pernah dijalankan Khofifah sewaktu Menteri Sosial. Program ini diharapkan menjadi solusi dari permasalahan sosial yang dialami masyarakat Jatim.
Tetapi, sambung dia, PKH akan menjadi muspro jika kesadaran dan tanggung jawab untuk mengentaskan kemiskinan secara suprastruktur tidak dibangun oleh Pemprov Jatim.
”Ada kekhawatiran, PKH plus tidak tepat sasaran, rawan dipermainkan, dan rentan praktik korupsi. Padahal penting untuk memandirikan masyarakat oleh Pemprov,” tutur Dikky yang baru dilantik dalam Musywil Pemuda Muhammadiyah, Ahad (10/2/2019) lalu.
Harapan kedua, kata Dikky, pemerintah diharapkan serius menggerakkan potensi anak muda kreatif. ”Menstimulus kelompok milenial dengan program-program kreatif melalui usaha baru,” kata kepala SMP Muhammadiyah 6 Kemlaten ini.
Menurut dia, menggerakkan start up dan industri kreatif yang dilakukan kelompok milenial akan meningkatkan kompetisi anak muda Jawa Timur agar siap mengarungi era pasar bebas ASEAN.
Ketiga, membangun kultur kolektif dengan semangat Jatim untuk semua. Dikky menjelaskan, jalannya roda pemerintahan sangat bergantung pada kondusivitas masyarakat Jawa Timur. Kondusivitas dapat terwujud jika Khofifah-Emil bisa menyisihkan simbol dan ego pendukungnya, agar tidak terjadi konflik horizontal yang justru menjadi penghambat jalannya pemerintahan dan kehidupan bermasyarakat.
”Pemuda Muhammadiyah Jatim dengan latar belakang generasi milenial selalu mendukung setiap kebijakan yang berpihak terhadap kepentingan masyarakat. Namun, kami juga akan kritis dalam mengawal pembangunan,” pungkas Dikky yang juga dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya ini. (Radius)