PWMU.CO – “Dalam memilih pasangan hidup, seseorang berhak memilih yang ideal. Tapi dari 1001 idealisme, mungkin kita hanya akan dapat 1. Dan kita tidak akan mendapatkan yang ideal sepenuhnya.”
Pernyataan itu disampaikan Dra Hj Muthmainnah dalam kegiatan Seminar Pendidikan Pra Nikah bertema ‘Menggapai Cinta-Nya sebelum cintanya’ yang diselenggarakan Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) Brondong di Gedung Dakwah Muhammadiyah (GDM) Brondong Lamongan, Jumat (15/2/19)
Istri KH Muhammad Dawam Sholeh, Pengasuh Pondok Pesantren Al Ishlah Sendangagung Paciran Lamongan, itu menyatakan Islam telah mengatur kehidupan rumah tangga, salah satunya memilih calon pasangan dengan empat kriteria.
“Itulah kemudian dalam membangun rumah tangga, Islam mengatur agar memilih pasangan dengan empat kriteria yakni hartanya, kecantikan, keturunan, agama. Dan pilihlah berdasarkan agama maka akan beruntung,” tuturnya.
Terkait dengan idealisme dalam memilih pasangan, Muthmainnah berujar tidak selayaknya seseorang memasang target tinggi-tinggi terhadap calon pendamping.
“Pasti target kalian ingin lelaki kaya, ganteng, dari keturunan baik, agamanya bagus, bisa ngimami, ngajinya enak, iya toh?” tanya Muthmainnah kepada peserta seminar yang sontak dijawab, “Iya”.
“Lha wong saya saja tidak mendapatkan semua itu, mosok kalian mau minta yang seperti itu,” ujarnya disambut gerr para peserta.
Kepada kader Nasyiah, IMM, IPM, dan pelajar SMA/MA/SMK se Kecamatan Brondong Muthmainnah mengajak untuk membangun mindset dengan tidak berpacaran sebelum menikah.
“Bangun mindset bahwa memilih pasangan tidak harus dengan pacaran. Yang jomblo jangan khawatir. Istikharah terus menerus. Mendekat pada Allah. Allah pasti akan memberi yang terbaik,” tandasnya.
Ibu tiga anak tersebut juga menceritakan bahwa dirinya bertemu dengan KH Dawam pun tidak dengan pacaran. Bahkan dua dari tiga anaknya telah menikah dan semua tanpa pacaran.
“Saya ajarkan kepada anak-anak saya, dan boleh dicontoh teori saya ini. Saya menikahkan anak-anak saya dan semua tidak berpacaran. Saya kenceng terhadap masalah ini. Jangan jadikan pacaran sebagai seleksi alamiah. Pokoknya tidak boleh,” tegasnya.
Bagi kalian yang memang sudah siap menikah, imbuhnya, langsung saja bilang kepada orang tua. Karena menikah itu naluri manusia. Dan segala seuatu yang diciptakan Allah itu berpasang-pasangan.
“Perkawinan itu meneruskan keturunan, memperoleh ketentraman, menundukkan syahwat dan mengikuti sunnah rasul, maka bagi yang sudah siap, menikahlah. Jangan risau dengan urusan dunia,” ujarnya.
Melamar bawa apa, itu urusan dunia, ujarnya. “Ganteng atau tidak, kaya atau miskin itu urusan duniawi. Yang bikin ribet itu urusan duniawi. Jika urusan duniawi ditepis insya allah barokah akan mendatangi sendiri,” tandasnya.
Kepada para aktivis Nasyiatul Aisyiyah, Muthmainnah mengingatkan ketika telah menikah jangan sampai melupakan kewajiban sebagai istri, ibu serta harus tetap berarti dalam masyarakat.
“Prinsip saya sebagai perempuan ada tiga. Sebagai istri, ibu, dan anggota masyarakat. Jangan berhenti ketika sudah beristri. Taatlah pada suami, mengerti kewajibannya dalam rumah tangga. Namun tetaplah menjadi aktivis. Tetaplah bertanggung jawab di dunia pendidikan. Paling tidak pendidik untuk anak anakmu,” pungkasnya. (Nely Izzatul)