PWMU.CO – Siswa kelas V SD Muhammadiyah 1 Wringinanom Gresik mendapat pelatihan hidroponik dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Sabtu (23/2/19).
Adalah Dosen Fakultas Pertanian Umsida M. Abror SP MM dan Koko Ardiansyah SP— Staf Laboran Fakultas Pertanian—yang melatih 60 siswa tersebut, di gedung serbaguna sekolah berjulukan SD Muwri itu.
“Hidroponik merupakan salah satu solusi menanam di lahan sempit,” ujar Abror. Dia menjelaskan, media tanam yang dibutuhkan seperti net pot, styrofoam, air jernih, air nutrisi, dan lainnya.
Sambil menjelaskan cara bercocok tanam secara hidrponik itu, Absor bergurau dengan anak-anak. “Di sungai saja banyak tumbuh tanaman seperti enceng gondok, teratai, kangkung air. Kalau durian ada atau tidak?” katanya sambil bertanya-jawab dengan siswa.
“Tidak,” jawab siswa serempak.
“Kalau di sungai, durian tidak ada. Yang ada kulitnya saja, ha-ha-ha….” canda Abror disambut tawa para siswa.
Usai menjelaskan pengertian, media tanam, dan cara menanam ala hidroponik, siswa diajak praktik menanam menggunakan sistem wick atau sumbu. “Karena sistem ini cocok untuk pemula,” ujar Abror.
Praktik menanam langsung ini dipandu oleh Koko Ardiansyah. Mula-mula siswa dibagi menjadi lima kelompok. Lantas mereka diminta memotong rockwool menjadi beberapa bagian kecil.
Rockwool yang sudah terpotong dimasukkan ke dalam wadah dan diberi air sampai basah keseluruhannya. Setelah itu rockwool basah tadi diberi lubang kecil dengan menggunakan tusuk gigi dan dimasukkan benih sawi ke dalam lubangnya.
Siswa juga diminta membuat sumbu untuk net pot dari kain flanel. Kemudian memasukkan tanaman yang sudah berumur 10-15 hari ke dalam net pot yang sudah ditata di dalam lubang styrofoam di atas baskom berisi air nutrisi.
Kepala SD Muwri Kholiq Idris SPd menjelaskan, beberapa waktu lalu pihaknya telah mengundang para orangtua dan masyarakat umum untuk mengikuti pelatihan hidroponik yang dimbing oleh Iqbal Sanni. “Hari ini kita menularkan ilmu tersebut kepada anak-anak. Agar antara orang tua dan anak bisa saling bersinergi,” ujarnya.
Sebelum pulang, Abror memberikan rockwool yang sudah ditanami biji. Dia juga memberi hadiah satu paket tanaman berusia hampir dua pekan, media tanam, dan air nutrisi kepada sekolah.
“Kalau sebulan atau tiga bulan lagi saya ke sini, saya ingin lihat hasil tanaman ini,” kata Abror kepada para guru yang disambut, “Siap, insyaallah!” (Kiki Cahya Muslimah)
Discussion about this post