PWMU.CO – Pemimpin Redaksi PWMU.CO Mohammad Nurfatoni menekankan pentingnya menulis berita dengan menggunakan kaidah jurnalistik agar sebuah tulisan memiliki kredibelitas.
“Kalau berita yang ditulis tidak kredibel alias meragukan, mana mungkin orang percaya dan mau berdonasi pada Lazismu,” katanya dalam Pelatihan Jurnalistik Filantropi yang diadakan Lazismu Jawa Timur di Gedung Muhammadiyah Jatim, Jalan Kertomenanggal IV/1 Surabaya, Sabtu (23/2/19).
Fatoni, sapaannya, mengatakan, kredibelitas itu sangat penting di tengah gencarnya penyebaran berita hoax (palsu) dan tulisan-tulisan tanpa kendali di media sosial, yang menimbulkan kegelisahan, termasuk yang dirasakan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir.
Fatoni bercerita, saat meliput Tanwir Muhammadiyah Bengkulu 2019, dia mendengar Haedar berkali-kali menyampaikan pentingnya memakai media sosial secara bijak. Sebab saat ini, di media sosial, menurut Haedar, setiap orang boleh mengeskpresikan apa saja tanpa kendali yang mencukupi, berbeda dengan media cetak dan elektronik yang masih dikontrol oleh redaktur.
Karena itu, menurut Fatoni, banyaknya berita hoax atau tulisan tanpa kendali itu harus dilawan dengan berita atau tulisan yang bermutu, yang memenuhi kaidah-kaidah jurnalistik.
Pria asli Lamongan itu lalu menyampaikan lima kaidah dasar yang harus melekat dalam sebuah berita, yang ia singkat PAMFAL yaitu penting, aktual, menarik, faktual, akurat, dan lengkap.
Fatoni berkali-kali menekankan pentingnya tiga unsur terakhir dari PAMFAL itu. Bagi dia, kredibelitas sebuah berita, juga media yang memuatnya, sangat dipengauhi oleh tulisan yang faktual, yaitu sesuai dengan fakta. “Bukan berasal dari opini atau pendapat wartawan. Juga berdasar data rekaan. Berita itu ditulis berangkat dari data yang dikonfirmasi dengan wawancara narasumber,” ungkapnya.
Akurasi berita juga menjadi penekannya. Dia mewanti-wanti agar dalam menulis berita, data-data ditulis secara benar dan lengkap. Dia mencontohkan perlunya menulis nama dan jabatan narasumber secara lengkap dan jelas.
“Nama Fatoni itu banyak. Maka kalau menulis tanyakan nama lengkapnya siapa? Nah kalau ditulis Mohammad Nurfatoni, baru jelas merujuk ke siapa, apalagi disertai jabatannya, misalnya sebagai Pemred PWMU.CO,” jelasnya memberi contoh.
Kelengkapan berita juga menjadi perhatian penting baginya. “Apa peristiwanya, kapan waktu kejadiannya, di mana tempatnya, siapa yang terlibat dalam kejadian, mengapa peristiwa terjadi, dan bagaimana peristiwa terjadi. Itulah unsur unsur kelengkapan sebuah berita yang biasa dikenal dengan 5W 1H,” paparnya.
Tanpa kelengkapan seperti itu, lanjutnya, berita akan menimbulkan pertanyaan lanjutan. Dan yang berbahaya, berpotensi menjadi berita hoax, karena tidak bisa diverifikasi kebenaran datanya.
Di hadapan 40 peserta yang merupakan pegiat Lazismu dari berbagai kota dan kabupaten di Jawa Timur itu, dia memberi motivasi agar mereka giat menulis, khususnya tentang berita kegiatan Lazismu.
“Menulis itu sebenarnya mudah karena sudah dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari,” ucapnya. Hanya saja, sambungnya, bentuknya masih sebatas lisan. “Nah, kita tinggal mengubah dari kata-kata lisan menjadi kata-kata tulisan.”
Untuk membuktikan kebenaran ucapannya soal mudahnya menulis, Fatoni meminta peserta praktik menulis berita dalam waktu 10 menit.
“Ustadz Zainul, ternyata tulisan peserta sudah bagus-bagus,” ucapnya kepada Ketua Lazismu Jatim Zainul Muslimin yang ikut memantau kegiatan. “Hanya perlu diasah dengan langsung praktik menulis berita di PWMU.CO.”
Selain menjelaskan kiat menulis berita langsung (straight news), Fatoni juga mengajak peserta belajar menulis soft news yaitu berita lunak yang ditulis dengan menggunakan bahasa sastrawi.
Menurut dia, soft news sangat cocok dipakai di lingkungan Lazismu karena banyak sosok yang layak ditulis dengan cara itu, baik sang donatur maupun para dhuafa, seperti korban kecelakaan, siswa penerima beasiswa, atau pengidap penyakit berat yang dibantu Lazismu.
Itulah, ujarnya, makna jurnalisme filantropi. Menggugah pembaca dengan menghadirkan cerita di balik berita sosok-sosok di sekitar Lazismu. (Aan)