PWMU.CO – Yasmine Putri Viryadhani kaget bercampur tidak percaya ketika namanya disebut sebagai Juara I Siswa Berprestasi di ajang Festival Faqih Usman Ke-3 di Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), Sabtu (2/3/19).
Dalam kegiatan yang diselenggarakan Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kab Gresik yang bekerja sama dengan Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UMG tersebut, cewek yang hobi menggambar ini hanya bermodal tekad dan semangat.
“Saingannya banyak, terutama dari teman-teman satu sekolah. Mereka juga ada yang juara catur tingkat nasional, puisi tingkat provinsi, dan juga matematika tingkat internasional. Sedangkan saya hanya bermodal prestasi mata pelajaran tingkat provinsi. Bismillah saja pada proses penyisihan dan tahap finalnya,” ujarnya, saat diwawancarai PWMU.CO, Selasa (5/3/19) usai mengikuti penilaian akhir tahun (PAT) di SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik.
Yasmin, begitu sapaan akrabnya, menyampaikan pada babak penyisihan harus menyelesaikan 50 soal pilihan ganda dengan rincian, 20 mapel matematika, 15 soal IPA, dan 15 soal Islam dan Kemuhammadiyahan.
Untuk babak final, lanjutnya, semua peserta harus menjawab tiga soal uraian. Yang pertama harus buat esai tentang pelajar Muhammadiyah idaman di era milenial, mengamati jaringan tumbuhan, dan analisis masa jenis benda dengan jangka sorong.
“Untuk esai pelajar Muhammadiyah idaman saya menjelaskan tentang kenakalan remaja di paragraf awal. Mulai dari pacaran serta bahaya merokok dan narkoba. Pada poin akhir, saya menguraikan bagaimana pelajar Muhammadiyah harus berprestasi tanpa pacaran, rokok, dan narkoba,” paparnya, penuh semangat.
Rokok, narkoba, dan pacaran adalah jebakan semata. Hanya menawarkan kesenangan semu, tetapi di balik itu ada bahaya yang siap mengancam.
Yasmin menjelaskan, menjadi pelajar idaman di era milenial harus memiliki motovasi, semangat, kreatif, inovatif, dan yang paling penting lagi adalah nilai-nilai ibadah, terutama ibadah.
“Semoga prestasi ini bisa memberikan modal semangat saya untuk menyiapkan Ujian Sekolah Berbasis Nasional (USBN) dan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) yang akan dilangsungkan awal bulan April nanti.”
Juara Matematika dan IPA
Ghaiyyas Soni Rahman, siswa kelas VIII E yang berhasil meraih juara I Olimpiade Matematika bersyukur bisa mempersembahkan prestasi terbaiknya di ajang FFU Ke-3 ini.
Bagi Kenny, sapaannya, capaian prestasi tersebut harus terus dirawat agar semakin menyemangati dirinya untuk belajar lebih keras lagi.” Kapan pun ada peluang lomba matematika, saya sudah harus siap, makanya saya belajarnya tiap hari,” ujarnya.
Sementara itu, Nazwa Natania siswi kelas VII ICP (International Class Program) yang berhasil membawa pulang juara II di lomba yang sama juga sangat berbahagia. “Seneng banget meski di urutan kedua. Masih ada bebebapa soal dari materi kelas VIII dan IX yang belum saya kuasai,” terang Nazwa yang pada akhir Pebruari 2019 meraih peraih peringkat terbaik ke-2 dalam Kompetisi Matematika Nalaria Realistik (KMNR) untuk jenjang SMP Kabupaten Gresik.
Prestasi gemilang juga diukir siswa Spemdalas di bidang IPA. Juara I untuk kategori ini diraih Muhammad Rafif Fairuz Amanta siswa kelas VIII . Dia sekaligus mempertahankan prestasinya pada FFU Ke-2 Tahun 2018. “Ini kedua kalinya peroleh juara I di FFU,” terang siswa yang hobi renang ini kepada PWMU.CO, Selasa (5/3/19).
Dia mengaku dalam kompetisi kali ini soalnya lumayan susah. “Saya sedikit ragu saat mengerjakan soal fisika tepatnya topik hambatan karena tidak pernah mempelajari, begitu juga soal genetika hanya pernah baca sedikit,” ujarnya.
Selain Kenny, Nazwa, dan Rafif, ada juga Fashihuddin Muhammadiyah yang mengukir prestasi di bidang MIPA. Addin, sapaannya, yang aktif di IPM ini meraih juara III pada Olimpiade IPA. “Ikut Lomba itu banyak godaanya, padahal orangtua mendukung. Bersyukur kali ini pas orangtua hadir, saya memperoleh juara,” ujarnya.
Menurut siswa kelas VIII B ini, kunci juara adalah belajar memahami. “Jadi jangan merasa tertekan dan harus bergembira dengan banyak latihan soal,” ungkap Addin.
Karena itu, sambung dia, saat mengerjakan soal di babak final, 10 soal uraian yang disajikan tidak langsung saya kerjakan serta merta. “Tapi ditelaah dulu maksud soalnya baru mengeksplorasi jawaban seluas-luasnya dan selengkap-lengkapnya,” ungkapnya sambil menceritakan jika dalam babak penyisihan, soal pilihan gandanya mudah tapi banyak mengecoh. “Kalau soal finalnya banyak diminta menjabarkan,” kenang Addin.
Pada FFU Ke-3 ini Addin merasakan momen spesial di saat pemberian piala. Pasalnya yang menyerahkan adalah ayahnya sendiri: Dr Sarwo Edy, yang menjabat Sekretaris Pimpidan Daerah Muhammadiyah Gresik. “Seneng banget, bisa memberikan kebanggaan kepada orangtua,” ucapnya.
Addin mengaku, saat itu ayahya memberikan tantangan untuk meraih prestasi yang lebih tinggi yaitu menjuarai Lomba Science English di ajang TOPAZ dan Lomba Sains Emerald. Untuk kompetisi yang disebut terakhir, Addin lolos babak final tingkat Nasional bulan Mei 2019 mendatang. (Ichwan Arif/Anis Shofatun)