PWMU.CO – Dibutuhkan kesadaran nilai dan kesadaran kolektif bagi bangsa ini untuk keluar dari berbagai problem. Sebab, problem kebangsaan ini adalah inkonsistensi yang berbalut dengan demokrasi liberal yang kapitalistik.
Demikian dikatakan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr Haedar Nashir, di hadapan ratusan peserta Kongres Pancasila Vlll yang bertempat di Balai Senat Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, Selasa (31/5).
(Baca: Haedar Nashir: Ketika Pendidikan Muhammadiyah Tidak Lagi Modern)
“Ketika Orde Lama mengalami keruntuhan, setiap orang menarik garis pemisah dengannya. Padahal, ada bagian Orde Lama yang baik bagi bangsa ini. Begitu pula, ketika Orde Baru mengalami kejatuhan,” kata Haedar. Menurutnya, Pancasila pernah dijadikan ideologi tertutup sehingga dijadikan ideologi bagi rezim represif.
(Baca juga: Jangan Jadi Generasi Cengeng, Pesan Haedar Nashir untuk Pelajar Muhammadiyah)
Di tengah berbagai problem bangsa tersebut, kata Haedar, Muhammadiyah mengambil sebagian peran negara melalui lembaga pendidikan dan rumah sakit. Di samping itu, Muhammadiyah melakukan amar makruf nahi munkar. Kritik kepada pemerintah bukan berarti Muhammadiyah tidak mendukung pemerintah. “Sebaliknya, Muhammadiyah mengingatkan pemerintah agar tetap berada pada komitmen kebangsaan dan kenegaraan,” katanya. (M Ainun Najib)