PWMU.CO-PT Amanah Sang Surya (ASS), amal usaha Persyarikatan Muhammadiyah yang memproduksi air mineral Suli5 mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (Tahun Buku 2018). RUPS berlangsung di Pabrik Suli5 di Desa Wangun Kecamatan Palang, Tuban, Ahad (10/3/2019).
Wakil Direktur PT ASS Edi Utomo memaparkan, perusahaan masih terbatas pada bahan baku berupa air. Kemampuan produksi baru mencapai 1.500 liter per hari sedangkan indeks penjualan terus meningkat.
”Kalau kita dapat sumber yang baru, maksimal bisa produksi 2.000 liter per hari. Sekiranya ada sumber-sumber baru yang bisa kita negosiasikan untuk menambah dan mempercepat produksi kita,” paparnya.
Dia menambahkan, selama ini perusahaan dipasok air dari Pacet Mojokerto. Karena sumber air di Tuban belum mampu menunjang produksi. ”Sebab TDS air di Tuban tinggi mengakibatkan proses produksinya memakan biaya yang mahal,” tuturnya.
TDS adalah Total Disolved Solids atau jumlah zat padat terlarut seperti mineral, garam, logam dan sejenisnya. Air minum kemasan TDS-nya biasanya mendekati nol.
Karena itu kata Edi, jika ditemukan sumber air yang memenuhi syarat produksi air mineral, maka perusahaannya akan menfasilitasi pengeboran.
Dia juga mengatakan, saat ini pabrik air Suli5 menjadi rujukan produksi air mineral skala nasional. Beberapa kali diminta menjadi nara sumber seminar analisis air.
”Pabrik kita menjadi pabrik rujukan nasional untuk air minum terutama Suli5. Jadi seluruh Indonesia kalau belajar memproduksi air minum studi bandingnya ke Tuban. Kemarin dari Medan dan PDM (Pimpinan Daerah Muhammadiyah) Bantul,” katanya.
Perusahaan tidak hanya mengejar keuntungan tetapi juga pelayanan kepada masyarakat sekitar. Hal ini dibuktikan dengan penyaluran air bersih kepada beberapa daerah di Kabupaten Tuban yang kekurangan pasokan air bersih akibat kekeringan yang melanda pada tahun 2018 yang lalu.
Hasil penjualan air, sambung Edi, disisihkan untuk Lazismu. ”Tiap penjualan satu dus maupun satu galon kita sisihkan Rp 50 untuk Lazismu. Tiap satu bulan kita jual 30-50 ribu kalikan Rp 50. Jadi lumayan besarnya,” kata Edi. (Iwan Abdul Gani)