PWMU.CO – Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr M Saad Ibrahim mengatakan, Muhammadiyah saat ini sedang melakukan jihad politik kebangsaan bahkan jihad politik kekuasaan.
Hal itu dia sampaikan dalam Silaturahmi dan Pengajian Pimpinan dalam Rangka Jihad Politik Muhammadiyah yang diselenggarakan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Laren di Gedung Dakwah Muhammadiyah Laren, Lamongan, Ahad (31/3/19).
Saad menegaskan, Muhammadiyah sudah, sedang, dan seterusnya akan melakukan jihad politik kebangsaan, dengan kekuasaan yang ada di Muhammadiyah yakni dengan membuat amal-amal usaha yang diperuntukkan bagi bangsa, umat, dan kemanusiaan.
Dia mencontohkan pada tahun 1923 KH Ahmad Dahlan meresmikan rumah sakit Muhammadiyah pertama di Yogyakarta untuk menolong kepentingan umum. “Untuk siapa saja itu jihad politik kebangsaan,” ujar Saad. Dalam konteks kekinian jihad kebangsan itu dilakukan dengan memberikan bantuan kemanusiaan ke Rohingya.
Sementara itu, yang dimaksud jihad politik kekuasaan adalah bagaimana agar kader-kader terbaik Muhammadiyah bisa ‘merebut kekuasaan’ dengan menjadi anggota legislatif di DPR, DPD, dan DPRD.
Untuk Jatim, dua Wakil Ketua PWM Jatim yang direkomendasikan secara resmi melakukan jihad politik kekuasaan. Yaitu Nadjib Hamid MSi sebagai Calon Anggota DPD RI Dapil Jatim nomor urut 41 dan Prof Dr Zainudin Maliki MSi sebagai Calon Anggota DPR RI dari PAN Dapil Lamongan-Gresik nomor urut 2.
“Tujuan terdekatnya berdasarkan kekuasaan, sehingga disebut jihad politik kekuasaan,” kata Saad. Menurut dia, mengurus Muhammadiyah jauh lebih sulit dari pada mengurus pemerintahan. Kareena itu kader-kader Muhammadiyah akan sangat gampang kalau mengurus Republik Indonesia ini.
Saad memberi contoh di Bengkulu yang baru saja jadi tuan rumah Tanwir Muhamamdiyah. Ternyata, salah satu Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhamamdiyah di sana, yaitu Rohidin Mersyah kini berhasil menjadi Gubernur Bengkulu.
Secara berkelakar, Saad mengatakan, Ketua Pimpinan Muhammadiyah Daerah jadi gubernur itu terlalu gampang. “Kalau bisa jadi presiden saya mau,” kata Saad yang langsung disambut gerr-geran oleh 700 hadirin hadir.
Muhammadiyah dipercaya
Di bagian lain, M Saad Ibrahim menjelaskan bahwa Muhammadiyah itu terpercaya. “Sehingga banyak orang-orang yang menitipkan jariyahnya, wakafnya, dan hibahnya ke Muhammadiyah. Allah kirim orang-orang kaya tersebut dan Allah berikan ilham, lalu orang-orang kaya tadi memberikan hartanya ke Muhammadiyah,” kata dia.
Saad menjelaskan, kepercayaan itu memiliki beberapa pola. “Di Gresik almarhum Haji Bisri Ilyas itu menyerahkan 60 sertifikat ke Muhammadiyah dan sekarang diteruskan oleh Jauhar Arifin yang memberikan ribuan hektar tanah untuk sekolah Muhammadiyah,” ungkapnya.
Saad juga menceritakan di Tulungagung orang kaya bernama Sutrimo yang menyumbangkan uang Rp 13,5 miliar untuk membangun Masjid Al Fatah. “Padahal waktu itu PDM (Pimpinan Daerah Muhammadiyah) Tulungagung hanya niat membangun masjid cuma punya uang Rp 18 juta,” ungkap Saad.
Lamongan, ujarnya, tidak ada orang kaya seperti Bisri Ilyas, Jauhar Arifin, atau Sutrimo. “Tetapi Allah memberikan jalan lewat banyaknya shadaqah, seperti membantu Muslim Rohingya sebesar Rp 1 milyar. Padahal Lamongan termasuk 10 kabupaten termiskin di Jawa Timur,” ujarnya.
Demikian juga amal usaha Muhammadiyah yang besar ada di Lamongan di antaranya Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan, Universitas Muhammadiyah Lamongan, dan Rumah Sakit Muhamamdiyah Babat yang baru membangun dengan dana Rp 56 miliar. (Slamet Hariadi)