PWMU.CO – Menyambut datangnya bulan suci Ramadhan yang tinggal beberapa hari lagi, Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Kandangsemangkon menyelenggarakan tabligh akbar di masjid Darussalam Desa Kandangsemangkon, Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan, Rabu (1/6) kemarin. Dalam kesempatan itu hadir ratusan jama’ah dari kalangan Muhammadiyah dan Organisasi Otonomi-nya, tokoh masyarakat, maupun warga setempat.
Dalam sambutannya, Ketua PRM Kandangsemangkon Muhammad Mahmud MPdi mengingatkan agar warga Muhammadiyah bersiap diri untuk menunaikan kewajiban shaum (puasa) di bulan Ramadhan. Baik persiapan secara fisik maupun mental spiritual. ”Agar kita bisa menjadi manusia yang betul-betul bertaqwa di hadapan Allah swt,” ujarnya.
Sementara Ketua Cabang Muhammadiyah Paciran Muhammad Anwar dalam sambutannya mengatakan berdasarkan putusan Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, penentuan awal puasa Ramadhan tahun ini, ditetapkan pada tanggal 6 Juni 2016 M.
”Kita (warga Muhammadiyah) berkomitmen mulai melaksanakan puasa Ramadhan sesuai dengan hasil keputusan PP Muhammadiyah,” tegasnya.
Dalam tabligh akbar kali ini, PRM Kandangsemangkon menghadirkan Wakil Ketua PWM Jatim Dr KH Syamsuddin untuk memberikan ceramah. Dalam tausiyahnya Syamsuddin mengatakan, ada 3 hal yang harus dimiliki setiap manusia. Di antaranya keshalehan individu, sosial, dan intelektual. Keshalehan individu meliputi ibadah-ibadah yang berhubungan dengan habluminallah. Seperti shalat, zakat, puasa dan haji. Sedangkan keshalehan sosial, Syamsuddin menjelaskan, ibadah yang berhubungan dengan habluminnanas yang merupakan perwujudan iman dan Islam.
”Karenanya kesempurnaan agama setiap manusia indikatornya adalah keselarasan antara habluminallah dan habluminnanas,” paparnya.
Syamsuddin menambahkan derajat keimanan seseorang akan mencapai titik paripurna (puncak), jika telah mencapai keshalehan intelektual. Sebagai mana dijelaskan dalam surat Almujadilah ayat 11.
”Dalam surat tersebut, Allah dengan tegas membedakan derajat kemanusiaan manusia,” katanya. “Fenomena orang-orang cerdas yang menjadi pejabat dan melakukan korupsi itu, dikarenakan dalam diri orang tersebut tidak memiliki keshalehan intelektual,” tegas Syamsuddin, sembari menjelaskan inti dari makna puasa yang merupakan kesempurnaan tauhid. Sebagai mana tafsir surat Albaqoroh ayat 183–187. (A. Nafi’/aan)