PWMU.CO– Aisyiyah Sukolilo PCA Bulak Surabaya mengadakan Musyawarah Pimpinan Ranting (Muspimran) di Trawas Mojokerto, Sabtu (6/4/2019). Acara ini diikuti 21 Pimpinan Ranting Aisyiyah Sukolilo.
Materi dikemas dengan kisah perjuangan tokoh Aisyiyah dan testimoni pengurus PWA Jawa Timur dalam dakwah amar makruf nahi mungkar dengan topik membangun militansi kader Aisyiyah.
Narasumber yang hadir Ketua Majelis Pembina Kader PWA Jatim Ir Hafifah Imtihanah. Dia mengulas perjuangan tokoh-tokoh Aisyiyah seperti Siti Baroro Barid , Elyda Jasman dan Siti Chamamah Suratno. Tak ketinggalan juga dikupas peran Ketua PP Aisyiyah sekarang, Dr Noordjannah Djohantini.
Hafifah menjelaskan, menjadi kader Aisyiyah harus militan, tak kenal pantang menyerah. Ketika ada tugas dakwah meskipun hujan deras harus berangkat sebab jamaah sudah menunggu.
”Saya pernah mengendarai motor sendirian dari Surabaya menuju Trawas Mojokerto menerjang hujan deras untuk mengisi pengajian. Yang terbersit di pikiran hanya Allah swt Yang Maha Menolong,” ceritanya.
Ketika menetap di kampung dengan masyarakat heterogen, sambung dia, menjadi tantangan untuk berdakwah meng-Aisyiyah-kan mereka. ”Dengan dakwah tradisional seperti membuka mengaji untuk anak-anak di rumahnya. Atau membuat panggung pentas seni Islami untuk anak-anak saat peringatan hari besar Islam dari kreativitas santri,” katanya.
Ketika masyarakat mengetahui anak-anaknya pandai mengaji dan kreatif, ujar dia, mereka bisa menerima kiprah anggota Aisyiyah yang membawa kebaikan.
Dia mengaskan, kader Aisyiyah perlu komitmen merealisasikan cita-cita organisasi. ”Ingat pesan dari KH Ahmad Dahlan kepada Nyai Walidah. Pertama, tidak menduakan Muhammadiyah dengan organisasi lain. Tidak dendam, tidak marah, tidak sombong, tidak berbesar hati jika dipuji, jujur, tidak kikir, tidak riya dan punya pendirian yang kuat,” tuturnya. (Bunda Tri)