PWMU.CO – Wajah Muhammad Adam Fakhri Arsyal tampak tegang. Beberapa kali dia mengubah posisi duduknya. Siswa kelas V SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik itu tampak gelisah. Maklum, dia sedang menunggu momen bersejarah dalam hidupnya.
Tapi dia khawatir jika momen penting itu lepas: karya timnya tidak lolos enam besar menuju Gresik Sains Festival (GSF) 2019.
Ketegangan Adam semakin memuncak setelah MC mengumumkan juara VI hingga II. Hanya dua kemungkinan bagi timnya: namanya disebut, berarti juara I atau tidak disebut, yang artinya gagal menuju enam besar FSG 2019.
Adam kembali mengubah posisi duduknya. Suasana aula SMA Negeri 1 Gresik (Selasa (9/4/19) itu hening seketika. Ia duduk lebih tegak sembari menyatukan kedua telapak tangannya di paha. Bibirnya bergerak-gerak seolah sedang membaca doa.
“Dan peringkat I diraih oleh SD Muhammadiyah Manyar dengan Fishmath,” kalimat yang diucapkan MC itu sontak membuat Adam mengucap hamdalah berkali-kali sambil mengusapkan kedua telapak tangannya ke wajah.
Ya, karya tim Adam, akhirnya meraih juara I Presentasi Lomba Karya Cipta Alat Peraga Jenjang SD/MI Kabupatan Gresik Tahun 2019 yang digelar Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik.
Ketegangan Adam bukan tanpa alasan. Dia mengaku sempat sedih karena karyanya, Fishmath, tidak masuk dalam daftar nominasi presentasi 15 besar bidang Matematika. “Pengumuman awal itu kan dari SDMM gak ada yang lolos. Ya sedih banget, padahal itu ide sejak kelas IV tapi masih perlu penyempurnaan,” cerita dia kepada PWMU.CO usai menerima penghargaan bersama teman satu timnya, Almira Sharliz Reta Nailah.
Akan tetapi beberapa hari setelah pengumuman awal itu beredar, kata Adam, muncul pengumuman revisi dari Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik. “Saya dan Shifa kaget pas dipanggil untuk latihan presentasi. Surprise dan seneng banget ternyata Fishmath peringkat I seleksi makalah,” ujarnya. Dari penelusuran PWMU.CO revisi itu terjadi karena kesalahan teknis dalam penulisan daftar nominasi.
Hal ini memacu kembali semangatnya untuk berlatih presentasi. “Latihannya sama Ustadz dan Ustadzah itu setiap hari. Kan pengumumannya Jumat lalu, jadi Sabtu dan Senin latihan terus,” jelas Adam.
Siswa yang baru saja mengikuti Olimpiade Sains Propinsi bidang Matematika itu yakin bisa menjawab semua pertanyaan juri dan menjelaskan konsep alatnya saat presentasi lomba. Namun raut mukanya tiba-tiba berubah sedih saat menceritakan akhir proses presentasinya.
Ketika juri menanyakan idenya dari mana, Adam menjawab, saat itu membaca Logika Gauss, kemudian mencoba-coba dan disempurnakan bersama gurunya. “Tapi penjelasanku dipotong dan juri bilang akan menanyakan sendiri ke guruku,” ceritanya lemas. Itu pula yang ikut menyumbang ketegangannya saat menunggu pengumuman.
Adam menggunakan logika yang digunakan Gauss sewaktu menemukan rumus barisan dan deret. Misalnya, 1 + 2 + 3 + 4 + . . . + 97 + 98 + 99 + 100. Dengan Logika Gauss, soal tersebut bisa diselesaikan dengan 1 + 100 = 2 + 99 = 3 + 98 = 4 + 97 dan seterusnya. Sehingga ada 50 pasang bilangan 101. Jadi jawabannya, 50 x 101 = 5.050.
Adam mengaku khawatir dewan juri tidak percaya bahwa ide itu memang murni darinya. “Ya idenya sejak kelas IV. Kan aku ikut Klub Matematika. Tapi memang saat itu ideku belum matang, jadi tidak bisa ikut lomba yang tahun lalu,” paparnya. “Ustadzah bilang, harus disempurnakan lagi.”
Akhirnya, tahun ini Adam mengajukan kembali karyanya dan bisa menjelaskan lebih detail kepada guru. “Alhamdulillah, setelah ada masukan dari ustadz dan ustadzah, ideku bisa diwujudkan,” ungkapnya. Ustadz adalah panggilan guru laki-laki di SDMM. Sedangkan guru perempuan dipangil ustadzah.
Fishmath yang dipresentasikan Adam dan Shifa —sapaan akrab Almira Sharliz Reta Nailah— adalah sebuah alat untuk mempermudah menjumlahkan beberapa bilangan asli dengan selisih atau beda yang sama.
Selain Fishmath, Apartemath karya Naufal Muhammad Asyraf dan Salwa’ Athifah Zahra juga lolos enam besar GSF 2019. “Alhamdulillah, SDMM meloloskan dua karya Matematika dan tiga karya IPA di GSF 2019 ini,” ujar guru pembina Matematika Rudi Purnawan MPd.
Karya-karya yang lolos enam besar ini, lanjut Rudi, berhak mengikuti Pameran Gresik Sains Festival 2019. “Pelaksanaannya masih menunggu informasi selanjutnya dari dinas,” ujarnya.
Rudi menambahkan, sebelum tahap presentasi, SDMM meminta persetujuan sembilan makalah siswanya, baik IPA (tujuh makalah) maupun Matematika (dua makalah), kepada Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kecamatan Manyar. “Jadi kami sudah punya surat rekomendasi dari Ketua K3S untuk selanjutnya kami teruskan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik,” jelasnya.
Koordinator Kurikulum tersebut mengaku senang bisa memfasilitasi ide-ide kreatif siswanya. “Terima kasih tak hingga untuk semua guru yang sudah membimbing anak-anak mewujudkan idenya menjadi sebuah karya nyata. Membimbing membuat makalah, hingga melatih presentasi,” tegasnya.
Perjalanan ini, kata Rudi, bukan sebuah proses yang mudah. “Butuh guru-guru yang rela dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran,” kata dia. “Sekali lagi, ini tidak mudah.”
Sementara itu dari enam karya IPA yang lolok babak presentasi, SDMM berhasil meloloskan tiga karya menuju GSF 2019.
Berikut daftar lengkap karya yang lolos dalam GSF 2019 jenjang SD/MI:
Mapel IPA
1. Juara I SD Muhammadiyah GKB 1 (Bombastis).
2. Juara 2 SD Muhammadiyah Manyar (Satimah).
3. Juara III SD Muhammadiyah Manyar (Tosa Mundur).
4. Juara IV SD N Kebomas (Cooling House).
5. Juara V SD Muhammadiyah Manyar (Water Level Indicator).
6. Juara VI SD Irada (Anti-hoax)
Mapel Matematika
1. Juara I SD Muh Manyar (Fishmath).
2. Juara II SD Muh GKB 2 (Pakon Satpam).
3. Juara III SD N 2 Driyorejo.
4. Juara IV SD N Indro Kebomas (Mat JP).
5. Juara V SD Muh Manyar (Apartemath).
6. Juara VI SD N Driyorejo.
Selamat! (Vita)