PWMU.CO – Kemenangan ‘Bombastis’ dalam presentasi Lomba Karya Cipta Alat Peraga Jenjang SD/MI Kabupatan Gresik Tahun 2019 Bidang IPA yang digelar Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik, Selasa (9/4/19) lalu, masih menyisakan cerita menarik.
Adalah Abdul Harist Suryoprojo dan Aqila Shafira ‘Arsy Naviza yang menciptakan Bombastis dan berhasil mengalahkan 14 nominasi lainnya, yang maju ke babak presentasi setelah lolos dari penilaian makalah.
Dua siswa kelas V SD Mugeb ini awalnya grogi mengetahui alat peraga nominator lainnya yang lebih canggih dan bagus. Namun, berkat dorongan semangat dari guru dan temannya sebelum berangkat lomba, Harist dan Aqila akhirnya termotivasi untuk menjadi juara. “Awalnya ragu, alhamdulillah bisa juara,” kata Harist pada PWMU.CO, Jumat (12/4/19) pagi.
Sementara Aqila mengaku, alat ini terinspirasi dari tanaman di rumah yang kering karena lupa menyiram. “Biar tidak lupa, bagaimana kalau kita ciptakan alat otomatis?” kata Aqila menirukan obrolannya dengan Harist sebelum menciptakan alat ersebut.
Akhirnya dua siswa ini berkolaorasi dalam satu tim: Aqila menggarap sisi sainsnya dan Harits menangani robotiknya. Ide tim inipun akhirnya disetujui oleh Nining Novita, Koordinator Tim IPA SD Mugeb.
“Selanjutnya kami melakukan pembinaan secara intensis setiap hari ukul 13.00-15.00 untuk mencari power dan posisi alat yang efisien. Harist dan Aqila mengutak-atik alatnya setiap hari,” terang Nining.
Dari pembinaan tersebut, terciptalah alat yang bernama Bombastis, akronim dari gembor otomatis.
Nining menjelaskan, gembor adalah alat untuk penyiram tanaman. Bentuknya mirip dengan ceret atau tempat air minum tapi di ujungnya ada saluran pipa yang tersambung dengan penutup yang berlubang-lubang kecil sehingga saat air keluar akan tampak seperti hujan.
“Di sini, gembor kita hubungkan dengan rangkaian robot yang bisa mengatur sendiri waktu penyiramannya,” jelas Nining.
Dia menejlaskan, alat ini terdiri dari dua tingkat. Bagian bawah ada wadah yang berfungsi sebagai tangki air, tepat di atasnya ada alat penyedot air yang sudah terhubung dengan selang.
“Air yang sudah disedot, disalurkan ke selang penyemprot yang ujungnya sudah dimodifikasi menyerupai ujung gembor. Selang penyemprot ini diletakkan di atas pot tanaman, sehingga tanaman bisa tersiram secara otomatis,” ungkapnya.
Sebenarnya, kata Nining, Bombastis sama seperti gembor tradisional. “Hanya saja dia bisa menyiram sendiri,” ungkapnya.
Sebagai juara I, Bombastis berhak untuk mengikuti Festival Sains Gresik 2019 bersama lima karya lainnya di bidang IPA dan enam karya bidang Matematika. (Nasafi)