PWMU.CO – Begitu mendarat di Pulau Bawean, rombongan Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik dan Yogyakarta melakukan survei lokasi pendirian Sekolah Dasar Muhammadiyah (SDM) 1 Bawean di Balai Kesehatan Muhammadiyah—yang berhenti beroperasi—dan di Madrasah Diniyah (Madin) Aisyiyah Sangkapura, Kamis (11/4/19).
Rombongan Majelis Dikdasmen Gresik terdiri dari Ir Dodik Priyambada SAk dan M. Fadloli Aziz SSi MPd—Ketua dan Sekretaris Majelis Dikdasmen PDM Gresik—serta Muhammad Ilham Yahya SPd, Guru SD Muhammadiyah Manyar Gresik.
Sedangkan dari Majelis Dikdasmen PDM Kota Yogyakarta terdiri atas Dr H M. Joko Susilo (Sekretaris), H Saijan SAg MA (Kepala SD Muhammadiyah Nitikan Yogyakarta), dan Raden Muhammad Ali SS MPd (Anggota).
Setelah survei lokasi sekolah, mereka bersama-sama merumuskan konsep SDM 1 Bawean di rumah Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sangkapura H Sihabuddin, di Desa Daun Sangkapura.
Menurut Joko Susilo sebagai bagian dari konsep dakwah pendidikan, SDM 1 Bawean harus dipersiapkan dengan baik. “Sudah dibentuk tim pengembangan SDM 1 Bawean oleh Majelis Dikdasmen PDM Yogyakarta. Tim tersebut berkewajiban mengawal pendirian dan pengembangan minimal meluluskan siswa angkatan pertama,” ujarnya.
Joko Susilo menjelaskan, konsep sekolah dibuat fullday school. “Yakni dengan menyinergikan antara SDM 1 Bawean dengan Madin Aisyiyah,” tambah Dosen Biologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta tersebut.
Saijan menambahkan konsep ‘unggulan’ sekolah harus bisa menjadi pembeda. “Budaya sekolah harus dikuatkan di awal berdirinya sekolah sebelum menelurkan prestasi. Mulailah membidik prestasi sejak awal, siapkan mulai dari kelas I,” ujarnya.
Sementera M Fadloli Aziz SSi MPd menyampaikan, dari beberapa kali kunjungan dan sharing dengan guru Muhammadiyah Bawean, mereka menyampaikan agar ada penguatan Al Islam dan tahfidh mengingat masyarakat Bawean yang religius.
“Sementara masyarakat Bawean juga menginginkan agar siswa Bawean cakap dalam bahasa Inggris agar bermanfaat ke depannya kelak,” jelasnya.
Dodik Priyambada menerangkan, dari diskusi tersebut disepakati konsep SDM 1 Bawean mulai dari visi, misi, tujuan, model dan karakter sekolah, program unggulan sekolah, budaya sekolah, sampai dengan pembiayaan sekolah.
“Visi SD Muhammadiyah 1 Bawean adalah terwujudnya pribadi Muslim yang unggul, berakhlak mulia, berprestasi, dan berwawasan global,” kata penulis buku Damar Ublik tersebut menyetujui kesepakatan tim.
Konsep yag dihasikan tersebut lalu disampaikan kepada Tim Pendirian dan Pengembangan SDM 1 Bawean di Masjid Sholihin Sangkapura, Kamis malam.
Ketua Tim Pengembangan SDM 1 Bawean, Raden Muhammad Ali SS MPd berharap agar sekolah ini segera berdiri dan bisa lebih awal mandiri.
Ali mengatakan, kekompakan tim pendiri SDM 1 Bawean sangat dibutuhkan. Sebab kader dan warga Muhammadiyah Bawean semakin sedikit. Menurutnya, SDM 1 Bawean adalah pertaruhan dalam mempertahankan eksistensi Muhammadiyah di Bawean. “Kalau kita bisa membangkitkan sekolah ini maka citra Muhammadiyah Bawean akan semakin baik,” ungkapnya.
Dia mengajak seluruh tim untuk mengerahkan seluruh potensinya. “Mari kita torehkan sejarah untuk kebangkitan Muhammadiyah Bawean dengan berbuat kebaikan ini. Semoga amal tersebut menjadi saksi ketika kita sudah tiada nanti. Kalau tidak sekarang, kapan lagi. Kalau tidak kita, siapa lagi?” ungkap Dosen Bahasa Inggris UAD Yogyakarta tersebut memotivasi tim pendirian SDM 1 Bawean. (MFA)