PWMU.CO – Belajar bahasa Inggris itu ternyata mudah dan murah. Kuncinya: pembiasaan, kepo, dan fun.
Pembina ekstrakurikuler (eskul) English Conversation Club (ECC) SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya Fitria Aftinia MPd mengatakan hal itu dalam acara Road Show Milad Ke-3 PWMU.CO – Pelatihan Teknik Menulis Berita dan Liputan Video via HP, di Auditorium Smamda Surabaya, Sabtu (20/4/19).
“Bahasa kan secara umum harus habit ya. Harus dibiasakan. Conversation atau speaking memang butuh pembiasaan. Maka kalau mau (lancar) berbahasa Inggris harus tiap hari dibiasakan berbahasa Inggris,” jelas Miss Nia—sapaan akrabnya.
Dia mengatakan, selain pembiasaan, belajar bahasa Inggris itu harus kepo. Artinya harus punya rasa ingin tahu yang tinggi. “Kalau mau bisa bahasa Inggris harus kepo. Kepoin kosa kata yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya istilah push (dorong) dan pull (tarik) pada pintu minimarket, harus kepo mencaritahu artinya,” ungkapnya.
Contoh lain, sambungnya, bagi yang suka games, maka harus dipelajari kosa kata di dalamnya. “Atau yang suka nonton film dan lagu. Bisa belajar di sana. Pronouncation (pengucapan) bisa dipelajari dengan menonton film atau mendengarkan musik Barat,” jelas Miss Nia yang mengaku kebanyakan muridnya cepat berkembang English-nya dengan cara itu.
Dia juga menekankan pentingnya partner (mitra) dan feedback (umpan balik). “Belajar bahasa Inggris harus punya partner untuk ngomong. Juga harus minta evaluasi juga dari yang lebih ahli, yang lebih paham bahasa Inggris,” jelasnya.
Yang tak kalah pentingnya, suasanya belajar harus fun (menggembirakan). Ia mengaku sudah menerapkan trik yang menyenangkan kepada para siswanya. Misalnya dengan game Jeopardy dan Hot Seat.
“Jeopardy ini sebenarnya berasal dari Amerika Serikat. Kalau Hot Seat, anak-anak duduk di kursi dengan ada kata di belakangnya, temannya memperagakan di belakangnya dengan bahasa isyarat. Anak mengaku sangat menyukai game ini,” terang dia.
Prestasi ECC
Ekskul ECC dilahirkan untuk memfasilitasi minat dan bakat siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Inggris. “ECC ini lebih berfokus pada percakapan bahasa Inggris,” ucapnya.
Untuk menguji hasil belajar, ECC selalu mengikuti berbagai lomba seperti speech contest, story telling, English debate, spelling bee, dan English olympiad.
“Lomba yang paling sering diikuti, adalah speech (berpidato). Hal ini selaras dengan pembinaan ECC yang berfokus pada conversation atau percakapan,” kata Miss Nia.
Berbagai prestasi telah diraih ECC. Di antaranya pernah menggondol lima piala di Universitas Muhammadiyah Malang. “Tahun lalu menjuarai Speech Contest di Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Kami juga juara English Olympiad di di UINSA Surabaya,” ucapnya.
Dia menyampaikan, untuk mendapatkan prestasi itu, selain siswanya mengikuti ekstrakurikuler secara rutin, mendekati perlombaan akan diadakan pembinaan tambahan yang berfokus pada materi perlombaan.
Smamda Orkestra
Selain ECC, Smamda Surabaya juga memiliki ekskul yang unik. Namanya: Smamda Orkestra.
Menurut sang pelatih Adhi Farico Putra Hardana, ekskul ini berdiri sejak tahun 2017. “Pada tahun itu siswa Smamda Surabaya yang menginginkan adanya kegiatan orkestra,” terang dia.
Pertama kali terbentuk, kelompok ini beranggotakan 17 orang. “Kami memulai pertunjukan dalam upacara Sumpah Pemuda tahun 2017 di lapangan belakang Smamda Surabaya,” ujar Rio, sapaannya. “Sekarang kita sering tampil dalam acara upacara Pemprov Jatim.”
Yang menarik, untuk melakukan latihan anggota ekskul ini dapat menentukan waktunya. “Kapan pun saya siap melatih semua anggota,” ucapnya. (Mul, Dini, Zuhri Sunarsih, Nasikin, Jaka, Alda, Mahyuddin)