PWMU.CO – Manusia boleh berencana, tapi Tuhan yang menentukan. Kalimat bijak itu tepat untuk menggambarkan kondisi Dewi Wardah, siswa kelas IX B SMP Muhammadiyah 4 (Muhata) Tanggul, Jember,
Meski sudah berusaha menjaga kesehatan dengan menjaga pola hidup dan makan, tapi saat pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 22-25 April 2019, dia tidak bisa mengikutinya karena jatuh sakit sejak 17 April 2019.
Wardah menderita typus dan demam berdarah sehingga harus menjalani rawat inap di klinik dekat rumahnya. “Bu, Wardah tambah parah. Karena tidak bisa mengikuti UNBK, dia ngedrop. Sekarang malah SGOT dan SGPT-nya naik. Wardah dirawat di klinik Nurus Syifa Bangsalsari Bu,” bunyi pesan WhatsApp dari salah satu keluarganya, Sabtu (27/4/19) pekan lalu.
Begitu pesan ini di-share di Group WhatsApp Guru Muhata kontan mereka kebingungan. Sebab jadwal UNBK susulan hanya dua hari, 29-30 April 2019. Lewat tanggal itu tidak ada lagi ujian susulan. Maka, keesokan harinya, sebagian guru menjenguk Wardah. Tampak, tubuhnya lemah, tangannya memegang perut menahan sakit.
“Dikuatkan Nak. Ayo lebih bersemangat. Kalau keadaan terus seperti ini, ibu khawatir kamu tidak bisa ikut ujian susulan. Makan yang banyak. Kalau nanti sore hasil lab darahnya bagus. Besok Wardah boleh ikut ujian susulan,” pesan Humaiyah SPd, Waka Kurikulum.
Sambil harap-harap cemas, para guru menunggu kabar Wardah. Nah, Ahad (28/4/19) ada kabar dari Ahmad Hadziq Irsyadi—salah satu petugas klinik. ”Bu, Dewi Wardah besok boleh pulang. Hasil labnya bagus. Trombositnya naik, SGOT dan SGPT-nya turun, tapi typusnya masih belum stabil. Saya sudah konsultasi dengan dokter. Bisa bed rest (istirahat) di rumah untuk pemulihannya,” bunyi pesan WhatsApp itu.
Senin (29/4/19) pagi, Humaiyah menjemput Wardah di klinik. Namun keadaan malah berbalik. Ternyata malamnya Wardah mengeluh jika bagian perutnya masih sakit. Dia boleh keluar klinik untuk mengikuti ujian susulan tapi harus didampingi petugas medis.
Dengan ambulans, Wardah dibawa ke SMP Negeri 3 Tanggul, tempat ujian susulan. Kehadirannya membuat semua mata tertuju padanya. Karena Wardah datang dengan ambulans, tangan diinfus, dan menggunakan kursi roda.
Dengan tertatih-tatih Wardah menaiki tangga menuju laboratorium yang terletak di lantai dua. Begitu token keluar, Wardah mengerjakan soal UNBK. Dapat separuh soal, dia mengeluh sakit lagi. Ahmad Hadziq Irsyadi, petugas klinik yang mendampinginya pun menyuntikkan obat melalui alat infus.
Dengan bersusah payah dan menahan sakit, Wardah berusaha menyelesaikan ujiannya. “Ini yang namanya garis hidup. Kita tidak pernah menginginkan hal seperti ini. Yang penting Wardah sudah berusaha. Biar nanti Allah yang menentukan hasilnya,” kata Humaiyah memberi semangat.
Siswa yang pernah menyabet juara II Cerdas Cermat Ismuba se-Kabupaten Jember tahun 2018 itupun kembali ke klinik. (Uma)