PWMU.CO – Orang yang sedang berpuasa sesungguhnya membersihkan dirinya, baik jasmani ataupun ruhani. Untuk Jasmani, cukup banyak penelitian yang membuktikan bahwa puasa adalah menyehatkan. Misalnya penelitian Agus Mustofa yang kemudian dipublikasikan dengan judul Reasoning Fasting.
Puasa adalah proses detoksifikakasi atau penggelontoran racun-racun dalam fisik manusia. Kalau ulama zaman silam mengatakan shuumuu tashihhu, yang artinya berpuasalah maka Anda akan sehat, tentunya hal tersebut didasarkan pada hasil eksperimen yang cukup atau dari pengalaman personal.
Puasa juga instrumen pembersih kotoran-kotoran jiwa seperti halnya shalat. Orang yang berpuasa itu latihan menghindari yang halal. Mereka dilarang mengkomsumsi makanan dan minuman halal yang miliknya sendiri. Mereka dilarang huhungan badan danga perempuan yang istrinya sendiri. Jadi jangankan yang syubhat dan haram, yang jelas halal pun tak dijamahnya.
Dengan demikian puasa berfungsi mengendalikankan dua syahwat sekaligus, yakni syahwat perut dan syahwat kemaluan. Puasa itu ibarat tiryāq penawar bagi racun-racun setan, semacam “detoksifikasi spiritual”.
Dengan puasa, Anda memukul naluri kebinatangan (an-nafsu al-bahimiyyah) yang mungkin selama ini menguasai diri Anda.
Itulah sebabnya disebutkan dalam sabda Nabi SAW, barangsiapa yang berhasil menamatkan puasa sebulan Ramadhan disertai iman dan pengharapan akan dihapus dosa-dosanya, maka akan diampuni dosa dosanya yang telah lewat ataupun yang akan datang. (*)
Kolom Ramadhan bersama Dr Syamsuddin MA, Dosen Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur.