PWMU.CO – Sabarnya Ummu Sulaim, istri Abu Tholhah, Sahabat Nabi Muhammad SAW, menjadi bahasan menarik dalam Pengajian Ramadhan V 1440 Hijriah yang diadakan Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah GKB, di Cordoba Convention Hall SMAM 10 GKB, Gresik.
“Ummu Sulaim adalah sosok penyabar yang hadir dari kalangan Sahabat Nabi Muhammad SAW,” kata Heru Kusumahadi LC MPdI, pemateri salah satu sesi di hari Sabtu (11/5/19).
Motivator Muslim nasional itu menjelaskan, mayoritas seorang istri akan kepo ketika suaminya pulang kerja. “Ketika suami berbicara satu kecap (kata), maka istri akan memberondongnya dengan seribu pertanyaan. Namun, hal itu tak terjadi pada pribadi Ummu Sulaim,” jelasnya.
Wanita yang mempunyai nama lain Rumaysho ini, menurut Heru, begitu mengerti kondisi psikis suaminya ketika pulang dari medan perang.
“Orang pulang dari perang psikisnya pasti tidak karuan. Ada tegang, marah, sumpek, kabeh tumplek blek dadi siji (semua campur aduk jadi satu),” jelasnya dihadapan 350 guru dan karyawan sekolah Muhammadiyah GKB dan sekolah mitra.
Ketika Abu Tholhah pergi berperang, lanjutnya, puteranya meninggal dunia. Ketika Abu Tholhah kembali, ia menanyakan kabar anaknya kepada Ummu Sulaim. “Apa yang dilakukan oleh puteraku?” kata Heru menirukan Tholhah. “Istrinya (Ummu Sulaim) malah menjawab kalau putranya sedang dalam keadaan tenang.”
Ketika itu, sambungnya, Ummu Sulaim mengeluarkan saian makan malam untuk suaminya. Dan Abu Tholhah menyantapnya kemudian setelah itu dia berjimak (hubungan suami-istri) dengan istrinya.
“Inilah hebatnya Ummu Sulaim, dia bisa membuat pengandaian dalam menyampaikan berita kematian putranya kepada suaminya,” paparnya serius.
Setelah berjimak, Ummu Sulaim menceritakan kejadian yang sebenarnya kepada suaminya. “Papa kalau ada orang yang titip sesuatu kepada kita kemudian suatu hari titipannya itu diminta kembali, apakah kita harus mengembalikannya?” kata Heru menirukan percakapan Ummu Sulaim dan Abu Tholhah dengan gaya bahasanya sendiri.
“Tentu saja Mama, karena itu bukan milik kita,” ucap Heru menirukan Abu Tholha.
“Sebenarnya, titipan yang dipercayakan Allah kepada kita tadi malam diambil lagi sama Allah Pa,” kata Heru dengan mimik sedih dan mengusap air mata, menggambarkan suasana batin Ummu Sulaim.
Ketika pagi hari tiba, Abu Tholhah mendatangi Rasulullah SAW dan menceritakan tentang hal itu. “Apakah malam kalian tersebut seperti berada di malam pertama?” ucap Heru menelaskan hadits riwayat Bukhori nomor 5470 dan Muslin nomor 2144.
Abu Tholhah menjawab Iya, kemudian Nabi Muhammad SAW mendoakan, “Allahumma baarik lahumaa, ya Allah berkahilah mereka berdua.”
“Singkat cerita, dari hubungan tadi lahirlah anak laki-laki bernama Abdullah bin Abu Tholhah,” jelas Heru.
Di akhir pengajiannya, Heru menghimbau kepada ustadzah di Muhammadiyah GKB ini supaya bisa meniru sabar dan tabahnya Ummu Sulaim.
“Jadi, ketika suami pulang kerja langsung ambilkan minum, lepaskan sepatunya, pijiti tangan dan kakinya, Insyaallah bapak semakin sayang sama Ibu,” pesannya. Pengajian pun berakhir dengan tepuk tangan meriah. (Nasafi)