PWMU.CO – Kehadiran Prof Din Syamsuddin selalu ditunggu-tunggu oleh jamaah Muhammadiyah dalam setiap forum. Selain materinya berbobot, Din—panggilan akrabnya—juga lihai mengeluarkan joke segar yang membuat suasana jadi gerr-gerran.
Begitulah saat Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah periode 2005-2010 dan 2010-2015 itu menjadi pemateri di sesi terakhir pada Kajian Ramadhan 1440 H Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Ahad (19/5/19).
Mengawali ceramahnya, Din langsung menggojlok Prof Muhadjir Effendy yang duduk di deretan terdepan kursi peserta. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikud) itu baru saja menjadi pemateri sebelum sesi Din Syamsuddin.
“Yang saya hormati Pak Muhadjir, Ketua PP Muhammadiyah sekaligus Mendikbud RI sampai dengan 2019, Insyaallah juga sampai 2024,” kata Din yang disambut tawa dan tepuk tangan hadirin. Terdengar pula sebagian hadirin mengaminkan perkataan Din itu.
Tak cukup di sini. Din juga mampu membuat suasana Dome UMM yang dipenuhi ribuan jamaah—yang terdiri dari pimpinan dan warga Muhammadiyah se-Jatim itu—menjadi riuh.
“Kalau saya menyaksikan dan menyimak ceramah-ceramah Pak Muhadjir yang penuh dengan inspirasi ayat-ayat Alquran dan Alhadits, ini kelihatannya cocok juga jadi Menteri Agama. Sayang saya bukan presiden,” ucap Din yang membuat peserta terpingkal-pingkal.
Prof Zainudin Maliki yang menjadi moderator di sesi itu juga menjadi sasaraan candaan Din. “Nanti kalau Prof Zainudin Maliki memilih Komisi VIII DPR RI tentang Pendidikan, maka akan menjadi duet (dengan Mendikbud Muhadjir Effendy) yang dahsyat, yang akan menggetarkan Indonesia. Cuman Prof Zainudin jangan berpuas diri dulu sebelum ada SK. Belum dilantik itu,” kelakar Din yang kembali disambut tawa dan tepuk tangan hadirin.
Zainudin Maliki adalah Wakil Ketua PWM Jatim yang terpilih sebagai anggota DPR RI dari PAN Dapil Lamongan-Gresik pada Pemilu 2019.
Teriakan Allahu Akbar
Di forum tahunan PWM Jatim itu, Presiden Asian Conference of Religions for Peace (ACRP) itu juga berkisah saat dia mengikuti sebuah forum dunia Islam. “Saya paham betul dalam forum semacam itu. Tokoh-tokoh Islam dunia kalau ada pembicara yang hebat dan mengkritik dunia Barat dan Amerika secara berapi-api maka mereka akan meneriakkan takbir ‘Allahu Akbar’. Nah, kalau saya ceramah ada yang teriak takbir maka saya jawab wa lillahi al-hamd. Supaya sama-sama dapat pahala,” ujarnya disambut tawa hadirin.
Din melanjutkan kisahnya. Kalau dia berceramah di forum internasional biasanya peserta yang dari Arab dan Afrika bersemangat sekali, sering bertakbir. “Maka saya bilang seribu takbir belum tentu menyelesaikan masalah, kalau hanya dengan semangat, tapi harus menggunakan otak. Afala taqilun dan afala tatafakarun,” terangnya.
“Ibaratnya kalau ada banteng mengamuk, eh … banteng apa banteng ya … Seperti di Spanyol itu lho. Maka carilah kain merah yang kita kibas-kibaskan bak matador, sehingga kita bisa menaklukkan banteng. Itu akal sehat, pikiran cerdas, dan pikiran strategis. Maka saya tidak mau terlalu banyak teriakan takbir dan tepuk tangan,” ujar Din yang disambut tawa dan tepuk tangan hadirin.
Indonesia kalah oleh India
Tak berhenti di situ. Hasil rilis sebuah lembaga survei internasional juga bisa menjadi bahan candaan Din. Lembaga survei itu menyatakan, pada tahun 2050 penduduk dengan Islam terbesar bukan di Indonesia, tetapi di India: Indonesia 250 juta orang, sementara India 270 juta orang.
“Mengapa? Menurut Din karena sistem sosial di India saat ini adalah kekastaan. Sementara Islam egaliter sehingga banyak tertarik masuk Islam. Besar juga kemungkinan karena poligami lebih menjadi budaya di India dari pada Indonesia.
“Mereka di India lebih mengamalkan ayat Alquran itu. Sementara di Indonesia khususnya Muhammadiyah termasuk yang minal khaifin alias sang penakut,” katanya yang disambut tawa hadirin.
“Orang Indonesia itu punya keinginan tetapi tidak punya keberanian. Tapi ada satu dua lah pemberani-pemberani itu. Tidak usah disebut namanya. Perlu diikuti mungkin itu ya,” ujarnya yang membuat peserta kembali tertawa.
Ketika sesi tanya jawab pun tidak luput dari joke segarnya. Saat itu Ketua Dewan Pendekar Tapak Suci Jatim Ahmad Kaswi Tharif menyatakan akan meredam anak buahnya agar tidak ikut ke Jakarta 22 Mei.
Din pun menjawab dengan lugas dan lucu. “Kemarin saya ketahui Pendekar Tapak Suci kita ini, Pak Kaswi, menjadi tim sukses salah seorang caleg DPR pusat,” sampai di sini tawa hadirin mulai riuh. “Maka itu tadi siap untuk meredam karena calegnya sudah menang,” tawa hadirin pun semakin meledak.
Zainuddin Maliki, caleg DPR pusat yang dimaksud Din itu pun hanya tertawa lepas. (Sugiran)