PWMU.CO – Sebaik-baik suami adalah yang paling baik kepada keluarganya dan yang memuliakan istrinya. Sedangkan, suami yang merendahkan istri adalah laki-laki rendahan. Sebagimana hadist Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan Al Hakim, Ibnu Asakir. Demikan petikan isi tausiyah Wakil Ketua PWM Jatim Nur Cholis Huda.
Menurut Nur Cholis, mengukur kriteria suami yang baik tidaklah sulit, sebagaimana suami itu memperlakukan keluarga dan juga istrinya. Suami yang baik adalah mereka yang memperlakukan keluarganya dengan sangat baik.
(Baca: Darurat Keimanan di Era Digital dan Ini Pesan Pak AR: Cara Menasehati Istri dan Anak)
”Seperti Rasulullah saw memperlakukan Siti Khadijah dan juga istri lain sesudahnya dengan sepenuh hati,” terangnya di hadapan 140 peserta Baitul Arqam Guru dan Karyawan SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya yang bertempat di Auditorium TMB, Kamis (9/6).
“Tetapi kalau suami ngomong kasar, berarti dia rendahan. Kalau suka memukul, berarti dia rendahan. Maka dari itu, mari ciptakan bahtera yang harmonis,” kata kakek yang sekarang punya 5 cucu itu.
(Baca: Cara Nyai Ahmad Dahlan Mendidik Anak dan Tugas Mendidik Anak pada Ayah, Bukan Ibu apalagi Sekolah)
Dalam kesempatan itu, penulis buku “Mesra Sampai Akhir Hayat” juga mengupas tentang persoalan rumah tangga bahagia, yakni bagaimana kiat-kiat cerdas, dan lugas dalam membangun rumah tangga bahagia. Terutama yang mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih lanjut, Nur Cholis mengatakan di balik sukses laki-laki ada sosok istri (perempuan) hebat di belakangnya. ”Saya sangat merasakan bahwa dengan kehadiran istri, saya bisa sangat produktif dalam menulis buku,” ujarnya.
(Baca: 5 Cara Emas Mendidik Anak Menurut Imam Al-Ghozali dan Polemik Hukum Pre Wedding)
Dalam kesempatan itu, Nur Cholis juga menguraikan tentang ciri wanita atau istri yang shalihah (baik). Menurutnya, istri yang shalihah adalah adalah seorang ibu yang mengusahakan terbentuknya rumah sejuk bagai surga. Yaitu, yang menyejukkan pandangan suaminya, kalau disuruh taat pada suami -dalam hal kebaikan, dan kalau si istri ini pergi tanpa suami atau ditinggal pergi suami, dia senantiasa menjaga dirinya dan hartanya.
“Inilah istri shalihah. Dan yang terpenting, istri jangan sombong jika rejekinya lebih besar dari suami. Harus disyukuri itu adalah rejeki bersama,” katanya.
(Baca: 7 Resep Murah Meriah Membangun Keluarga Sakinah)
Lebih lanjut, penulis buku “Anekdot Tokoh-Tokoh Muhammadiyah” ini meneguhkan peserta, bahwa tujuan pernikahan harus mengarah pada keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah. Sebuah keluarga yang bercirikan setiap pasangan harus saling membutuhkan, saling menghargai, saling merasa nyaman. Kemudian, dia menegaskan, bahwa hanya dengan agama terwujudlah keluarga sakinah itu, bukan uang yang membahagiakan.
Untuk itu, tambah Nur Cholis, suami-istri harus saling men-support, terlebih suamilah yang sangat butuh support dari istri. “Peganglah prinsip ini bagi pasangan muda yang baru merintis rumah tangga: penderitaan masa lalu akan menjadi kebahagiaan di masa depan,” katanya, lantas tersenyum. (mly/aan)