PWMU.CO – Dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya) Sholikhul Huda MFilI menilai kebijakan penerapan sistem zonasi pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) untuk SMP dan SMA Negeri layak diapresiasi dan didukung oleh semua pihak, baik itu steakholder (pemangku kepentingan) pendidikan maupun masyarakat.
Pasalnya, kebijakan tersebut dapat meminimalissasi munculnya elitisme dan diskriminasi sekolah. Juga dapat mempersempit kesenjangan sehingga membuat masyarakat memperoleh akses pendidikan yang sama.
“Kebijakan zonasi sekolah negeri ini akan mendorong terwujudnya egalitarianisme pendidikan di Indonesia,” kata Sholik kepada PWMU.CO, Kamis (20/6/19).
Ia menyebutkan, penerapan kebijakan sistem zonasi oleh Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI Prof Muhadjir Effendy tentu sudah berdasarkan kajian mendalam.
“Kebijakan ini tidak mentolelir adanya kesenjangan yang terlalu menganga di lembaga pendidikan. Misalnya, dalam satu wilayah ada sekolah lebih dominan mendapatkan murid, sementara satunya kekurangan murid. Saya kira ini merupakan wujud dari pemerataan untuk keadilan pendidikan di Indonesia,” tuturnya.
Sementara soal muculnya reaksi negatif dari masyarakat atas penerapan kebijakan sistem zonasi sekolah, Sholik menyebut, pro dan kontra yang terjadi di masyarakat sebagai sesuatu yang wajar.
“Kita harusnya mencermati maksud dan tujuan dari adanya aturan tersebut. Yang mana kebijakan zonasi sekolah ini baik untuk masa depan pendidikan di Indonesia. Jadi saya berpandangan kebijakan zonasi sekolah ini cukup baik dan layak diapresiasi,” tegasnya.
Direktur Lembaga Riset Kedai Jambu Institute (KJI) Jombang itu pun meminta semua pihak tetap melakukan kontrol atas dampak dari kebijakan baru ini, terutama agar penerapan sistem zonasi pada PPDB ini transparan dan berkeadilan dalam pelaksanaannya.
Sebab, sistem zonasi sekolah ini memiliki tujuan bagus yakni untuk keadilan pendidikan di Indonesia. “Semoga penerapan sistem zonasi sekolah akan membuat pendidikan di Indonesia terus mengalami perbaikan seperti yang di cita-citakan oleh para pendiri negara,” tandasnya. (Aan)