PWMU.CO – Bagi anak-anak, memakai pakaian ihram bisa menjadi hal yang sulit karena cukup unik dan spesifik penggunaannya. Seperti pengakuan Muhammad Adam Fakhri Arsyal, siswa kelas VI SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik usai mengikuti kegiatan Manasik Haji di sekolahnya, Kamis (8/8/19). “Sulit memakainya, apalagi yang atasan,” ujarnya.
Adam mengaku mulai kurang nyaman dengan pakaian ihramnya saat praktik wukuf di ‘Arafah’, yang praktiknya dilakukan di halaman SDMM. “Ya sudah mau lepas pas dipakai shalat di Arafah,” ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan Akmal Hanif Ahza, siswa kelas V. Ia mengaku tiga kali meminta tolong guru untuk merapikan pakaian ihramnya. “Kain atasannya itu kayak mau lepas terus,” ujarnya sambil tertawa.
Pada pengalaman pertamanya memakai ihram ini, Akmal mengaku kurang nyaman memakainya. “Mungkin karena aku agak banyak geraknya dan terlalu besar karena pakai punya kakak,” kata dia.
Pengakuan kedua siswa tersebut dibenarkan oleh guru pendamping Pradita Eka Putri SPd. Berulang kali ia membantu siswa yang terlihat kurang nyaman dengan pakaian ihramnya. “Anak-anak memang kesulitan memakainya. Baru jalan beberapa meter, sudah ada yang mau lepas,” jelasnya.
Hal tersebut membuatnya harus berjaga dan memantau siswa sepanjang kegiatan supaya bisa membantu merapikan pakaian ihram mereka. “Khususnya saat wukuf dan thawaf itu anak-anak banyak jalan, jadi setelahnya banyak yang perlu bantuan merapikan kembali pakaian ihramnya,” ujarnya.
Menurutnya, pakaian ihram siswanya sering lepas karena terlalu banyak gerak dan kepanasan. “Karena dipakai tutup kepala, jadi gak karu-karuan (berantakan),” ungkapnya.
Ia menyarankan, anak-anak memakai pakaian ihram yang sesuai dengan ukuran mereka supaya lebih nyaman. “Jadi tidak terlalu besar dan terlalu kecil,” tuturnya. (*)
Kontributor Ria Pusvita Sari. Editor Mohammad Nurfatoni.
Discussion about this post