PWMU.CO -Suasana belajar di kelas 1 Pelangi SD Alam Muhammadiyah Kedanyang Gresik (SD Almadany) tampak heboh, Kamis (5/9/2019). Padahal saat pelajaran Matematika yang biasanya senyap karena murid konsentrasi menghitung angka.
Ternyata hari ini pelajarannya pakai metode lain. Lewat game Detektif Matematika. Murid belajar berhitung penjumlahan dan pengurangan. Tapi oleh Ustadz Fendy, guru Matematika, murid diminta menemukan dulu paket soalnya yang disebut sebagai harta karun itu.
Pertama pembagian kelompok. Semua siswa diminta mengambil kertas yang tertempel di bawah bangkunya. Spontan semua siswa meraba bawah bangku. Mereka berteriak riang sambil menunjukkan kertas yang ditemukan bergambar simbol bidang.
”Aku dapat segitiga,” teriak seorang siswa.
”Saya segi empat … ayo yang segi empat kumpul di sini,” kata lainnya.
”Aku lingkaran. Kelompok ayo mojok di situ.”
Siswa langsung berkumpul sesuai simbolnya. Ada tiga kelompok. Guru lantas mememberikan tugas pertama. Mencari kertas berisi pesan yang diletakkan di belakang whiteboard.
Kontan saja murid-murid menyerbu whiteboard depan kelas. Membalikkan. Ada tiga kertas. Lantas mereka berebut mengambil kertas yang tertempel di situ.
Isinya, mencari petunjuk kedua. Lokasinya bersembunyi di koridor kelas. Segera saja siswa beramai-ramai menuju koridor. Di lorong kelas ini ada banyak tempat yang bisa dipakai menyembuyikan petunjuk ketiga.
Siswa membaca lagi perintahnya baik-baik. Begitu paham langsung mencari tempat sesuai petunjuk. Ada kelompok yang mencari di bawah kursi tamu di depan kantor guru. ”Di sini saya temukan,” kata satu kelompok kepada temannya.
”Horeee ketemu. Disembunyikan di wastafel,” teriak kelompok lainnya. Berbarengan dengan itu kelompok satunya lagi menemukan petunjuk kedua di tali tiang bendera.
Petunjuk kedua ditemukan semuanya. Langsung dibuka. Isinya, mencari petunjuk ketiga. ”Waduuhhh…. masih disuruh mencari lagi,” ujar anak-anak mengeluh. Tapi mereka tak patah semangat.
Petunjuk ketiga disebutkan berada di rak sepatu, rak sandal, dan rak buku. Tiga kelompok itu berlari ke lokasi sesuai perintah yang ditulis itu. Tiap mata langsung menelisik tiap sudut rak.
Tiba-tiba terdengar teriakan Enjeli Daiva Javanda. Wajahnya sumringah. ”Saya dapatkan petunjuk ketiga,” teriaknya gembira. Teman-temanya langsung mendekatinya. Mereka berebut membaca kertas yang ditemukan rak buku.
Isinya sekali lagi berisi perintah pencarian lagi. Petunjuk keempat kali ini disebut berupa harta karun. Disembunyikan di loker kosong yang berada di dalam kelas. Sepertinya perintah ini sangat mudah karena sudah menunjuk satu tempat yang tidak rumit.
Buru-buru siswa bergegas menuju loker dalam kelas. Loker ini untuk menyimpan barang-barang siswa. Terbuat dari kayu dengan tinggi 1,2 x 4 meter. Jumlahnya 24 loker. Bersusun 3 x 8 kotak. Harta karun itu berada di loker 21, 22, dan 23.
Vanda bersama kelompoknya mendekati loker 21. Langsung dibuka. ”Horeee … ketemu,” teriaknya disambut sorak kemenangan kelompoknya. Tangannya mengacungkan lembaran kertas paket soal Berhitung. Itulah harta karun yang dicari para detektif ini.
Dua kelompok lainnya membuka loker 22 dan 23. Mendapatkan paket yang sama. Dalam paket soal itu dilampiri petunjuk kelima. Berisi perintah untuk menyelesaikan sepuluh soal Berhitung.
Gak pakai lama, segera semua kelompok mengerjakan tugasnya. Begitu selesai langsung diserahkan kepada guru. Sesudah semua kelompok selesai mengerjakan, Ustadz Fendy memanggil ketua kelompok yang menemukan harta karun tercepat dan mengerjakan soal dengan tepat.
Mereka mendapatkan kertas berisi petunjuk keenam. Isinya hadiah. Petunjuk keenam mengarahkan kelompok pemenang mencari hadiah itu ke tumpukan buku di rak perpustakaan mini di pojok kelas.
Rak buku kecil dikerubuti siswa. Tak butuh waktu lama mereka temukan sebungkus permen di situ. ”Alhamdulillah, ternyata di sini menyembunyikan bonusnya,” teriak Khansa Sabiha yang menemukan permen.
Sorak-sorai kemenangan menggema di kelas. Bungkusan permen dibuka. Dibagikan ke semua teman sekelas. Sisanya untuk anggota kelompok pemenang. Inilah pesta permen paling meriah.
Bel berbunyi menandakan pelajaran usai. Tapi siswa rasanya tak ingin pelajaran Berhitung ini segera diakhiri. Mereka masih asyik menikmati petualangan menjadi Detektif Matematika. Pelajaran Berhitung ini mengesankan.
Kaur Kurikulum Lilik Isnawati MPd mengapresiasi pembelajaran Berhitung yang inovatif ini. ”Mengajak siswa aktif salah satu proses pembelajaran yang sangat efektif untuk menarik perhatian agar tidak jenuh,” ujarnya.
Kepala SD Almadany Drs AH Nurhasan Anwar MPd juga berkeomentar senada.” Anak SD belajar tidak harus duduk manis di atas meja dan tangan dilipat. Tetapi bergerak dinamis itu yang justru membawa pengalaman berkesan,” tandasnya.
Belajar sambil bermain sangat diperlukan, sambungnya. Guru harus selalu memperhatikan kesukaan dan kegemaran muridnya. ”Apalagi game bikin penasaran. Ini yang menjadikan siswa tidak jenuh bahkan kecewa saat waktu bermain sudah selesai,” pungkasnya. (*)
Penulis Mahfudz Efendi Editor Sugeng Purwanto