PWMU.CO-Makanan sisa yang biasanya dibuang menjadi sampah bisa disortir untuk disumbangkan kepada warga dhuafa. Itu yang dilakukan mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surabaya dalam FAI Taarufan (FATAR) 2019.
Bekerja sama dengan lembaga startup Garda Pangan menggalang penyelamatan makanan atau food rescue melibatkan mahasiswa baru FAI. Acara bertempat di Gedung F, Senin-Selasa (16-17/9/2019).
Eva Bachtiar, Co-Founder dan CEO Garda Pangan, menerangkan, di Indonesia satu orang bisa membuang sebanyak 300 Kg sampah per tahun. Di antara jenis sampah di dalamnya ialah makanan sisa yang masih layak makan.
”Padahal masih terdapat 19,4 juta masyarakat Indoneisa yang mengalami kelaparan. Inilah yang menjadi dorongan untuk gerakan penyelamatan makanan sisa atau food rescue,” tuturnya.
Dijelaskan, Garda Pangan memberikan edukasi penyelamatan makanan dengan membagikan pada masyarakat pra-sejahtera. Makanan diperoleh dari restoran dari pesanan yang belum dimakan. Jadi tetap higienis bukan makanan sampah.
”Makanan itu disortir lalu dikemas kemudian didistribusikan dalam aksi food rescue. Ini makanan yang layak makan,” tandasnya.
Dekan FAI Isa Anshari mengatakan, gerakan food rescue sejalan dengan identitas keislaman FAI UMSurabaya. Sisa makanan yang dikumpulkan mahasiswa baru dibagikan kepada pihak yang membutuhkan di sekitar kampus.
Sementara Gubernur BEM FAI UMSurabaya Muhammad Habibi berpendapat, orientasi bagi mahasiswa baru ini cukup efektif memberikan edukasi awal.
”Kegiatan yang diberikan bukan hanya teoritis tapijuga aplikatif. Gerakan kecil ini upaya menyelamatkan lingkungan,” ujarnya. (*)
Penulis Ayunin Maslacha Editor Sugeng Purwanto