PWMU.CO – Guna mempererat jalinan silaturrahim keluarga besar SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo (Musasi) menyelenggarakan Kajian Ramadhan dan buka puasa bersama di lantai dua Masjid At-Taqwa Sidoarjo, Kamis (23/6) kemarin. Acara yang rutin dihelat saban (setiap,red) bulan suci Ramadhan itu berlangsung semarak. Kegiatan diikuti oleh sekitar seratus peserta yang merupakan keluarga besar Musasi, terdiri dari guru, karyawan maupun pembina ekstrakurikuler.
Kegiatan yang diprogram Wakil Kepala (Waka) Mata Pelajaran al-Islam-Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab (Ismuba) ini diawali dengan membaca Alquran secara bersama-sama yang dipandu oleh Ustad Muhammadun.
(Baca: Kenapa Sekolah Muhammadiyah Tidak Melahirkan Kader Muhammadiyah? Ternyata Ini Penyebabnya dan Ketika Imam Masjid Muhammadiyah Membaca Qunut)
Membaca Alquran merupakan habit, (kebiasaan) dari sekolah yang pada gelaran ME Award 2016 lalu meraih predikat sebagai Excellent School, kebiasaan dilakuakan setiap pagi menjelang pembelajaran dimulai.
Kajian Ramadhan dan buka puasa bersama tahun ini, menghadirkan Drs. Zaini, alumni Gontor yang juga pernah mengajar di Smamda Sidoarjo. Dalam kajiannya, Zaini yang cara penyampaiannya mirip dengan da’i kondang Aa Gym itu membawakan tema tazkiyatun nafs (menyucikan jiwa).
Mubaligh asal Kebonsari-Candi, Sidoarjo itu mengingatkan hidup penuh syukur merupakan jalan untuk meraih ketentraman hati. ”Besar-kecilnya gaji adalah ujian, dimana letak harmoni kita dengan Allah swt. Walau gaji kita kecil, tapi berkah. Insya Allah. Dapat mencukupi kebutuhan hidup,” pesannya.
(Baca: Perlu Dicontoh, Ber-Wisagi setelah Penat Ikuti Ujian Nasional dan Lebih dari 50 Persen Wisudawan SD Muhida Ini Lanjutkan ke SMP Muhammadiyah)
Menurut ayah tiga anak ini, pemberian yang hakiki dari Allah swt adalah yang menjadi pemberat di akhirat nanti adalah kekayaan. Lebih lanjut Zaini menjelaskan pemaknaan rezeki yang tidak hanya mencakup materi saja, tetapi rezeki juga bisa berupa kesehatan, kesempatan, dan ketentraman dalam keluarga.
”Penting diingat agar para stakeholder di AUM memperhatikan kader sebagai pelangsung dan pelanjut dakwah Persyarikatan Muhammadiyah,” imbuhnya.
Acara Kajian Ramadhan Musasi diakhiri dengan dengan pembagian ta’jil, kemudian dilanjutkan dengan shalat maghrib berjamaah, buka puasa bersama dan qiyamu Ramadhan. (roelsebloe/aan)