PWMU.CO – Dirjen Informasi Komunikasi Publik Kementerian dan Informatika Republik Indonesia Prof Dr Widodo Muktiyo mengatakan guru Muhammadiyah harus miliki minimal tiga media sosial (medsos) supaya bisa berdakwah pada generasi milenial kita.
Hal inilah yang disampaikan dalam Seminar on Education and National Conference, dalam rangkaian ME Award 2019 bertema The Rise of Muhammadiyah Millennial Future Leader, di Dome UMM, Sabtu (21/9/19).
Pada era distruption 4.0 ini, menurutnya, guru Muhammadiyah harus memiliki karakter adaptif yang cepat. Kalau berada di zona nyaman, ya pasti akan ditinggal oleh perubahan tersebut.
Siswa kita, lanjutnya, sudah bermedsos maka guru pun harus menggunakan medsos sebagai media pembelajaran. Medsos harus disikapi dengan bijak sehingga bisa memberikan efek positif pada siswa kita.
“Kalau saja guru miliki medsos dan follower-nya bisa mencapai 500 maka kita sudah bisa berdakwah pada 500 orang tadi. Kalau follower (pengikut) tersebut adalah siswa kita maka dakwah kita bisa lebih cepat dalam berdakwah bila dibandingkan kalau kita gaptek dengan teknologi,” ujarnya di hadapan 314 peserta.
Widodo pun memberikan penekanan berdakwah melalui medsos pun harus tahu etika. Berita hoax harus dihindari. Bukan sekadar copypaste lalu sebar, tetapi kebenarannya berita harus menjadi penekanan utama.
Lebih lanjut dia memberikan motivasi pada guru Muhammadiyah yang hadir bahwa dengan perubahan yang terus bergulir, guru harus mampu memberikan arahan pada siswa kita yang notebene generasi milenial supaya tidak takut bermimpi dan berinovasi. Medsos harus bisa dijadikan sebagai alat untuk ‘memprovokasi’ nilai positif tersebut pada siswa kita. (*)
Kontributor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.