PWMU.CO-Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PM) Pare Kediri menyelenggarakan kajian Fajar Sholihin bertempat di halaman Masjid Sholikhin Jl Argowayang Kampung Taruna Kelurahan Pare, Ahad (6/9/2019).
Hadir sebagai pembicara Ustadz Muhammad Thoha yang menyampaikan ceramah rahmat Allah pudar dari pelukan kita.
Membuka ceramahnya, Ustadz Muhammad Thaha bertanya kepada para jamaah, kira-kira kalau ada calon kepala desa, atau calon anggota DPR, calon bupati, gubernur hingga capres datang ke rumah Anda, kemudian mereka memberikan uang ada Rp 500 ribu, ada yang memberi Rp 300 ribu, atau Rp 1 juta, kira-kira pilih yang mana?
Hadirin memberikan jawaban bervariasi pula. Ada yang bilang diambil semua. Lainnya berkomentar pilih yang paling besar. Di barisan lain menjawab, gak usah dipilih.
Ustadz Thoha lalu berkata, kalau ternyata Anda memilih yang lebih banyak untuk menjadikan dia menduduki jabatan tertentu karena sogokan uang, jangan harap daerah Anda menjadi baik. Jangan harap negara Anda menjadi baik karena yang menyogok maupun yang disogok sama-sama masuk neraka.
”Sebagai orang beriman sudah mengetahui hukum ini tetapi masih juga dilanggar kalau demikian dimana letak akidah Anda,” tandasnya.
Menurut dia, Indonesia bisa menjadi baik 25 hingga 50 tahun ke depan jika akidah generasi muda dimurnikan. Diperkuat nilai spiritualnya hingga kokoh. Baru Indonesia bisa bangkit. Pejabat negara saat ini yang korup harus disikat semuanya.
”Kalau akidah penyelenggara negara belum bersih jangan harap Indonesia bisa bangkit dari keterpurukannya. Ibadah itu tidak cuma ibadah ritual tetapi juga mengindahkan ibadah sosial. Jika masih ada pejabat negara walaupun ibadahnya tekun, berkali kali haji, tetapi masih belum memiliki kepekaan sosial, maka jangan harap negara kita bangkit,” ujarnya.
Dia menegaskan, ketika Islam cuma dijadikan sebagai label, agama hanya dijadikan lipstik, ini sangat berbahaya. Sebab orang Islam bakal diadu domba dengan cap radikal, garis keras. Dibenturkan antar umat, dipecah belah oleh orang-orang yang tidak suka terhadap perkembangan Islam. (*)
Penulis Dahlansae Editor Sugeng Purwanto