PWMU.CO-Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kedungwaru Tulungagung punya tradisi Ngaji Quran tiap Jumat bakda Maghrib sampai Isya di Masjid Baitul Amin Ketanon. Selesai mengaji semua jamaah menikmati makan malam dengan pecel punten. Seperti Jumat (18/10/2019).
Ngaji Quran ini sudah berlangsung lima tahun lebih. Dengan jamaah dari masjid yang berada di kompleks Lembaga Pendidikan Islam Al Badar. Ngaji yang diisi oleh KH Halim Abadi, ketua Bidang Kaderisasi PDM (Pimpinan Daerah Muhammadiyah) Tulungagung.
Hari itu mengaji diawali dengan surat Asy Syuara ayat 210. ”Dan (Alquran) itu tidaklah dibawa turun oleh setan-setan.”
Menurut Kiai Halim Abadi, setan yang dikomando oleh iblis tidak mampu mengubah Alquran. Setan memang mampu memperdaya manusia namun setan tidak mampu memperdaya manusia yang mendekat dengan Alquran.
Di ayat ke 211 hingga 212 menyebutkan, dan tidaklah pantas bagi mereka, dan mereka pun tidak akan sanggup. Sesungguhnya untuk mendengarkannya pun mereka dijauhkan.
”Orang yang sesat dan jauh dari Alquran maka dengan sendirinya akan dipalingkan dari Alquran. Sehingga sekadar mendengarkan pun tidak akan sempat. Jika mendengar dianggap angin lalu saja,” jelas Mbah Halim, panggilan akrabnya.
Oleh sebab itu, sambung dia, semenjak kemunculan TPA (Taman Pendidikan Alquran) dari Yogyakarta, maka pada tahun 90-an TPA di Tulungagung digalakkan.
Lewat TPA pembacaan Alquran yang tidak sesuai makhraj bisa dikurangi. ”Tidak ada lagi yang baca ngalamin pada Al Fatihah,” selorohnya.
Tak terasa sudah masuk Isya. Pengajian dihentikan dilanjutkan pekan depan. Setelah shalat Isya, jamaah lantas menikmati sajian pecel punten. ”Ngajinya tidak seberapa tapi makannya mantap,” ujar Mbah Halim.
Suguhan makanan lainnya ada ketan, gedhang godog, tiwul dan serabi. Namun pecel punten selalutersedia dan menjadi pilihan jamaah.
Punten adalah nasi bersantan yang ditumbuk di lesung dibumbui garam. Dibentuk seperti tetel (jadah) lalu dipotong kotak kecil-kecil. Penyajiannya tiap porsi berisi 3-4 potong punten di atasnya diberi sayuran matang. Bisa kangkung, bayam, kubis, kecambah. Lantas disiram bumbu pecel.
Bencahara PCM Mohammad Zaini menjelaskan, pecel punten selalu ada dalam pengajian ini. ”Bentuknya ringkas namun efektif mengenyangkan. Jadi sampai rumah tidak perlu makan lagi,” ujar pensiunan PNS ini. (*)
Penulis Muslih Marju Editor Sugeng Purwanto