PWMU.CO – Curhat berbuah solusi, PDA Gresik menggelar Pertemuan Periodik VI di TK Aisyiyah 41 Sidowungu, Menganti, Gresik, Ahad (9/2/20). Acara ini dihadiri seluruh Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) se-Kabupaten Gresik kecuali Sangkapura dan Daun.
Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kabupaten Gresik Dra Uswatun Hasanah mengatakan, pertemuan periodik ini semestinya dilaksanakan 11 Januari 2020. Namun, lanjutnya, ditunda karena teman-teman di sekitar Desa Sidowungu masih kebanjiran. “Akhirnya saat ini 90 persen bisa datang kecuali Pulau Bawean,” ungkapnya.
Bertempat di gedung baru Jalan Raya Sidowungu Nomor 4-A Menganti, Gresik, Uswatun Hasanah mengajak peserta berdoa. “Dengan kerawuhan (kedatangan) ibu-ibu, mari kita doakan bersama mudah-mudahan gedung ini membawa kemaslahatan bersama untuk umat dan bangsa,” ujarnya.
Menurutnya, pertemuan periodik ini bisa dijadikan ajang konsolidasi dan curhat berbuah solusi dari cabang-cabang. Dan yang terpenting dari pertemuan ini, kata Uswatun Hasanah, adalah sosialisasi pilar kemajuan umat dan bangsa.
“Di antaranya ada program Sahlia atau sekarang disebut Biro Konsultasi Keluarga Sakinah Aisyiyah (BIKKSA) atau Rumah Curhat yang kita launching setahun yang lalu, saat ini kita optimalkan kembali,” jelasnya.
Selain itu, Uswatun Hasanah mengatakan PDA Gresik sudah merencanakan, Musyawarah Daerah (Musyda) akan dilaksanakan di Perguruan Muhammadiyah Bungah pada Februari 2021 nanti.
“Sehingga dimohon cepak-cepak ati (menyiapkan hati) di mana program yang lama belum kita selesaikan, sehingga pada pertemuan periodik ini monggo jika ada masalah kita selesaikan bersama yang dibantu oleh PDA Gresik di masing-masing majelis,” paparnya.
Evaluasi Program Majelis Tabligh dan Dikdasmen
Uswatun Hasanah menjelaskan, Majelis Tabligh mempunyai kegiatan Gerakan Perempuan Mengaji. Di Gresik, lanjutnya, sudah ada Pengajian Ahad Pagi dan Jumat Pon di PCA Dukun. Ia menambahkan, majelis ini juga mempunyai Corps Mubalighat Aisyiyah (CMA) yang sudah melaksanakan pertemuan dan pengajian setiap bulan.
“Dengan Gerakan Perempuan Mengaji itu bisa lebih diestimasi lagi, materi yang diperlukan apa, dan pematerinya siapa sehingga mubalighat yang siap terjun itu semakin banyak,” tuturnya.
Selain itu, kata Uswatun Hasanah, Majelis Dikdasmen sudah melaksanakan pertemuan Ikatan Guru Aisyiyah Bustanul Athfal (IGABA) rutin setiap bulan. Ia menambahkan, setiap tiga bulan ada pertemuan Ikatan Wali Murid TK Aisyiyah (Iwama), Ikatan Guru Taman Pendidikan al-Quran (IGTPA), dan Majelis Dikdasmen PCA.
Hal ini, lanjutnya, bertujuan supaya antara Kepala TK dengan Ketua Majelis Dikdasmen lebih harmonis. “Ini karena amal usaha Aisyiyah adalah sarana dan ladang dakwah kita,” ungkapnya.
Evaluasi Program Majelis Kesehatan dan Ekonomi
Uswatun Hasanah menjelaskan, Majelis Kesehatan juga mempunyai kegiatan TB Care yang diperpanjang hingga Februari 2020. Ia bersyukur kader Aisyiyah sudah bisa mewarnai kegiatan TB Care bersama kader organisasi lain.
Selain itu, Uswatun Hasanah juga menjelaskan Majelis Ekonomi yang sudah mempunyai toko megah di Jalan Kalimantan GKB. Gedungnya bergabung dengan Muhammadiyah bernama Graha MEK (Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan). “Jika ketamuan saudara atau besan monggo bisa belanja di sana, belanja di Ikatan Pengusaha Aisyiyah (Ipas) Store,” tuturnya kepada peserta.
Karena itu, Uswatun Hasanah berharap PCA lebih semangat memproduksi makanan atau apa saja yang bisa dijual di Ipas Store dan atas nama Aisyiyah. Ia mencontohkan, dari PCA Dukun ada produk Opak Gapit yang bisa dijadikan oleh-oleh.
Selain menjadi dakwah Aisyiyah di bidang ekonomi, ia mengatakan, hal ini juga untuk memberdayakan ekonomi di tingkat cabang. “Dari Majelis Ekonomi juga mengadakan pelatihan supaya getas dari Dukun dimodifikasi, dipacking seperti apa yang layak disuguhkan tamu dan dibawa ke luar negeri,” ujarnya memotivasi.
Di akhir sambutannya, Uswatun Hasanah berpesan kepada peserta supaya mencari kader-kader baru untuk periode kepengurusan Aisyiyah berikutnya. “Ndang ngirik-nglirik (segera melirik) anggotanya, siapa kira-kira yang dijadikan kader untuk generasi berikutnya. Jangan sampai itu-itu saja yang dijadikan pengurus,” tuturnya. (*)
Penulis Estu Rahayu. Co-Editor Ria Pusvita Sari. Editor Mohammad Nurfatoni.