PWMU.CO – Reward and punishment diterapkan di Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Pare. Berbagai teknik telah diterapkan tetapi hasilnya kurang memuaskan.
Demikian disampaikan oleh Pengasuh Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Pare (Payamure) Saiful Hidayat usai penyerahan buku Siroh Nabawi dari Komunitas Cinta Anak di Aula Payamure Putri, Pare, Kediri, Rabu (12/2/2020)
Ravika Achwandha SPd dan Hasna dari Komunitas Cinta Anak membagikan dua paket buku Siroh Nabawi lengkap dengan VCD-nya untuk Payamure. Paket diterima salah seorang pengasuh Kusniyati dan Saiful Hidayat.
Selain buku, dalam satu paket juga berisi VCD eduply. Semacam permainan ular tangga yang disetting untuk pembentukan akhlak mulia seperti yang diajarkan Rasulullah. Satu paket untuk panti putri dan satu paket untuk panti putra.
“Semalam bakda isya anak anak panti putra sudah membaca bukunya dan memainkan eduply Muhammad Teladanku. Ketika VCD diputar suasana menjadi seru. Tampaknya anak anak menyukai dubbing suara yang diperankan artis tokoh film kartun Wisnu Wardana,” ujarnya.
Nobar Siroh Nabawi
Setelah VCD diinstal, Saiful Hidayat bermaksud mengagendakan acara khusus nonton bareng (nobar) pada layar lebar. Nobarnya bersamaan acara rutin setiap malam ahad berupa kegiatan muhadharah.
“Kami mencoba mengatur teknik nobar karena buku Muhammad Idolaku sangat baik sekali untuk pembentukan model kepribadian anak,” ungkapnya.
Sebelum nobar, lanjutnya, anak anak membaca buku Siroh Nabawi secara bergiliran. Kemudian dipandu seorang pengasuh untuk menekankan pentingnya meneladani kepribadian nabi.
“Dalam buku dan VCD yang diterbitkan penerbit Sigma Daya Insani secara garis besar untuk mengeliminir media mainstream yang selalu menampilkan sosok artis dalam berbagai sisi kehidupannya. Sedang sosok Rasulullah nyaris tidak ditampilkan dan tidak diperkenalkan,” jelasnya.
Reward dan Punishment dengan Sistem Poin
Saiful Hidayat kemudian berbagi tips bagaimana mengatasi anak asuh yang suka melanggar aturan panti. Untuk mengatasi hal itu, maka Pengasuh Payamure menerapkan pola asuh bermanajemen reward (penghargaan) dan punishment (hukuman).
“Teknik ini telah diterapkan selama dua semester dan hasilnya lebih efektif. Teknik ini menekankan sistem poin. Setiap anak punya buku tabungan poin. Point terbagi dua kategori,” terangnya.
Pertama poin menambah. Misalnya salat tahajud lebih 40 poin dan datang di musala sebelum adzan 20 poin. “Setor hafalan hadits dan ayat al-Quran serta doa-doa pointnya sangat besar. Ditentukan banyak sedikitnya setoran dan lain-lain,” paparnya.
Kedua, sambungnya, poin mengurangi. “Contohnya shalat masbuk 10 poin shalat tidak berjamaah 20 poin, keluar panti asuhan tanpa izin 40 poin dan lain-lain,” rincinya.
Setiap bakda shalat Isya, point dihitung bersama dengan ketua kamarnya. Jumlah poin tertentu sebagai syarat nonton bareng, tiket untuk renang atau ikut pengajian PCM.
Di akhir semester jumlah tabungan point bisa ditukar dengan hadiah menarik. “Alhamdulillah dengan teknik reward and punishment berarti tanpa kekerasan dan perilaku anak-anak panti asuhan jauh lebih baik,” tuturnya.(*)
Penulis Dahlansae. Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.