![Ghazwul Fikri tips untuk menghadapinya dengan sabar dan selalu dzikir. Inilah yang disampaikan HA Hamid Muhannan Lc (28/2/20) di Masjid Taqwa Babat.](https://i0.wp.com/pwmu.co/wp-content/uploads/2020/03/Pengajian-Jumat-Pagi-Babat-.jpg?resize=668%2C446&ssl=1)
PWMU.CO – Ghazwul Fikri ini cara hadapinya: dengan sabar dan selalu dzikir. Inilah yang disampaikan H A Hamid Muhannan Lc (28/2/20) di Masjid Taqwa Babat, Lamongan.
Ghazwul fikri, perang pemikiran yang akhir-akhir ini semakin tampak ke permukaan, dibahas tuntas oleh Wakil Ketua PDM (Pimpinan Daerah Muhammadiyah) Lamongan dalam pengajian Jumat pagi PCM (Pimpinan Cabang Muhammadiyah) Babat.
Hamid Muhannan mengatakan ghazwul fikri tidak lepas dari peran orientalis yaitu orang-orang Barat yang mempelajari budaya Timur, Islam.
Dia menjelaskan, tujuannya adalah, pertama, mereka ingin mengetahui bagaimama ajaran dan kelebihan Islam.
Kedua, kebanyakan mereka mempelajari Islam untuk mencari perbandingan. Selain itu, mereka mencari kelemahan sebagai senjata untuk menyerang Islam.
“Mereka pun memutarbalikkan fakta yang telah jelas dalam al-Qur-an,” ujarnya lulusan Universitas Ummul Quro’ Mekkah ini.
Perang Pemikiran selain Perang Fisik
Dia menambahkan ghazwul fikri bermakna perang pemikiran. Ini merupakan strategi perang selain perang fisik yang digunakan orang-orang yang membenci Islam.
Mereka tidak mampu, lanjutnya, mengalahkan umat Islam dalam perang fisik. Lihat saja, umat Islam di Afghanistan yang sulit dikalahkan.
Dijelaskan, melihat kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, sebenarnya tujuan akhir dari ghazwul fikri jangka panjangnya adalah pemurtadan.
“Hal ini persis apa yang pernah difirmankan, Allah, tidak akan ridha dari kamu orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani sehingga kamu mengikuti agama mereka, dalam surat Al Baqarah ayat 120,” tuturnya.
Rajin Kampanyekan Hal-hal Baru
Hamid Muhannan menjelaskan tujuan jangka pendek adalah menjadikan seorang Muslim tidak bangga dengan identitas Muslim.
Tak heran, menurutnya, jika mereka rajin mengampanyekan hal-hal yang baru. Seperti salam Pancasila, selamat pagi, jilbab tidak wajib dan sebagainya.
“Tujuannya agar umat Islam sedikit demi sedikit menjauh dari ajaran Islam,” jelasnya
Di sisi lain, lanjutnya, ghazwul fikri dijalankan dengan memerosotkan akhlak, pemikiran liberal, pelucutan akidah dalam arti tidak masalah secara identitas agamanya Islam tapi perilaku sehari-harinya jauh dari tuntutan Islam.
Mereka juga berusaha menafsirkan toleransi dengan tafsir yang baru. Padahal Islam adalah agama yang mengajarkan toleransi.
“Oleh karena itu, jangan ikut-ikut pergi ke gereja, dengan alasan toleransi, apalagi melakukan acara peribadatan,” tambahnya.
Tips Hadapi Ghazwul Fikri
Hamid Muhannan lalu mengutip firman Allah SWT, “Wahai orang-orang yang beriman apabila kalian memerang pasukan, maka berteguh hatilah kalian, dan sebutlah nama-nama Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung. Dan taatlah kepada Allah, dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan yang menyebabkan kalian menyebabkan gentar dan hilang kekuatan kalian bersabarlah. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.” (al-Anfal 45- 46).
Berdasarkan ayat tersbeut, Hamid Muhannan berpesan dalam menghadapi ghazwul fikri hendaklah kita bersabar dan selalu berdzikir kepada Allah.
“Taat kepada Allah dan Rasul-Nya, tidak berbantah-batahan yang dapat melemahkan umat Islam, meningkatkan ukhuwah Islamiyah, serta menghadiri, pengajian-pengajian. Ini tips yang harus kita pegang,” tandasnya.
Penulis Hilman Sueb. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.
Discussion about this post