PWMU.CO – Begini Ramadhan online di Matsmunam selama wabah Covid-19 berlangsung. Adanya WFH, madrasah tersebut mengedarkan checklist, Kamis (23/4/20).
Kepala MTs Muhammadiyah 6 (Matsmunam) Banyutengah Panceng, Gresik, Anshori SThI mengatakan, program pondok Ramadhan tetap di gelar di madrasahnya. “Menyesuaikan kebijakan work from home (WFH) dan learn from home (LFH), maka checklist kegiatan diedarkan sehari sebelum puasa,” ujarnya.
Dalam buku checklist tersebut, kata Anshori, berisi beragam kegiatan seperti shalat fardhu, tarawih, tadarus al-Quran, dan resume materi pondok Ramadhan. “Semua kegiatan ini dikerjakan dari ataupun di rumah masing-masing siswa,” terangnya.
Diantara materi pondok Ramadhan, ada yang diberikan melalui dalam jaringan atau online, yang menjadi tugas para siswa untuk merangkumnya. Seperti yang disampaikan Anshori SThI dengan materi berjudul ‘Beruntunglah Mereka yang Berjumpa Bulan Ramadhan’.
Menurut Anshori, tidak sembarang orang ditakdirkan bisa berjumpa bulan Ramadhan. Diantara sekian itu, banyak sanak saudara dan keluarga yang telah wafat terlebih dahulu. “Karena itu, beruntunglah bagi kita semua yang masih diberikan nikmat mendapati dan menjumpai bulan Ramadhan tahun ini,” tuturnya.
Dia lalu melanjutkan, orang-orang yang beruntung berjumpa Ramadhan dikarenakan kemuliaannya dibanding bulan-bulan lainnya. “Banyak peristiwa besar dalam sejarah yang terjadi selama Ramadhan,” ujarnya.
Peristiwa Besar Bulan Ramadhan
Peristiwa itu diantaranya perang badar, yang merupakan perang pertama Rasulullah dan umat Islam dan mencapai kemenangan. “Ini menjadi tolak awal penyemangat bagi dakwah islam di jazirah arab dan dunia Islam lainnya,” kata Anshori.
Kedua, sambung dia, adalah pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Peristiwa itu pun terjadi pada saat bulan Ramadhan. “Kitab suci al-Quran yang merupakan mukjizat Nabi Muhammad yang terbesar, juga turun di Ramadhan,” lanjut dia.
Selain peristiwa besar, di dalam bulan Ramadhan terdapat malam lailatul qadar. “Yaitu suatu malam di mana kemuliaannya lebih baik dari seribu bulan,” urainya.
Secara matematika, kata Anshori, seribu bulan itu sama dengan kisaran 83 tahun. “Artinya, saat Ramadhan kemudian kita menjalankan amal ibadah dan bertepatan dengan lailatul qadar, maka pahalanya akan dilipatgandakan selama seribu bulan atau 83 tahun,” jelasnya.
Anshori mengatakan, jika Allah itu Maha Mengetahui dan Maha Adil. “Allah memberi kemuliaan pada Nabi Muhammad dan umatnya dengan lailatul qadar, jika melihat usia nabi dan umat terdahulu yang lebih panjang,” lanjut dia.
Dia lalu memberi gambaran, usia Nabi Adam dan Nuh sampai ratusan dan ribuan tahun. Sementara Rasulullah Muhammad sekitar 60-an tahun. “Di sinilah keadilan Allah dengan memberikan kemuliaan berupa lailatul qadar,” tambahnya.
Begini Ramadhan online di Matsmunam disampaikan Anshori dengan menyitir hadits nabi. Tentang terhapusnya dosa terdahulu siapa saja yang menjalankan puasa di bulan ramadhan.
“Maka, manusia itu cenderung lemah, jatuh dalam perbuatan kemaksiatan dan dosa. Kemahatahuan dan keadilan Allah, memberikan keberuntungan bagi hamba-Nya yang masih mendapati Ramadhan,” terang dia.
Sehingga, menurutnya, perlunya memaksimalkan kesempatan yang mulia ini dengan menjalankan puasa serta berbagai amal ibadah lainnya. “Tentu dengan dasar iman yang sebenar-benarnya dan mengharapkan pahala hanya pada Allah semata,” ungkap Anshori.
Harapannya, seluruh dosa yang telah diperbuat di masa lampau diampuni Allah SWT. “Hingga akhirnya kita termasuk orang-orang mendapat gelar muttaqun dan beruntung,” ujarnya. (*)
Kontributor Anshori. Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni