PWMU.CO – Ibu era baru menjadi topik bahasan kajian online PCIA Malaysia, Jumat (8/5/20). Era baru seorang ibu pada masa social distancing pandemi Covid-19.
Demikian nukilan kajian online yang diselenggarakan Pimpinan Cabang Istimewa Aisyiyah (PCIA) Malaysia. Dalam forum kajian ringan daring yang diberi istilah Ngopi (Ngobrol Pake Ilmu), itu mengangkat tema Peran Sentral Ibu dalam Era Social Distancing.
Seperti diketahui, perkembangan pandemi Covid-19 telah mengajarkan banyak kebiasaan baru disebut new norm atau normalitas baru. Di antaranya, mempraktikkan langkah higienis dan juga social distancing, menjaga jarak dari orang lain untuk menghindari penularan virus. Istilah terakhir seolah menjadi momok baru, yang bila disalahpahami kerap bersifat kontraproduktif.
Seperti yang disampaikan Ketua PCIA Malaysia Nita Nasyithah. Dia mengatakan, peran penting seorang Muslimah saat ini dalam menjalani normalitas baru di era Covid-19. “Tema yang diangkat sangat krusial, karena ibu berdiri di garda terdepan dalam konteks mengarungi norma kehidupan yang baru,” ujarnya.
Dalam kajian online tersebut menghadirkan dua narasumber. Yaitu Reny Riesnawati SAg dan Suaibatul Aslamia Rozik SE. Keduanya mantan aktivis PCIA Malaysia yang kini sudah kembali ke Indonesia.
Nara sumber pertama Reny Riesnawati, mengingatkan hadits Rasulullah SAW tentang bakti anak pada ibu sebagai sebuah amalan yang utama. Dia lalu menyampaikan hadits riwayat Bukhari yang menyebut tiga kali sosok ibu saat beliau ditanya seseorang, tentang pada siapa harus berbakti pertama kali.
“Maka wajar, jika seorang anak berbakti pada ibunya tiga kali lipat banyaknya,” tutur perintis Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) untuk WNI di Kuala Lumpur itu.
Bunda Reny, sapaannya, lalu mengingatkan, perjuangan berat seorang ibu yang harus dilalui dalam hidupnya. “Ada tiga perjuangan berat seorang ibu. Pertama, semasa proses kehamilan, kedua melahirkan, dan terakhir adalah proses menyusui,” ungkapnya.
Peran Krusial Ibu
Maka, lanjut dia, ketika seorang ibu dapat mempersiapkan anak-anaknya dengan cara yang terbaik, maka dia akan menghasilkan generasi terbaik. “Peran ibu termasuk krusial di masa-masa lockdown di rumah seperti sekarang,” tutur Alumnus Psikologi Universitas Islam Bandung (Unisba) tersebut.
Menurut Bunda Reny, peran paling utama seorang ibu tidak lain sebagai pendamping suami dan juga pengasuh serta penjaga anak-anaknya. Selain itu, ibu juga berperan penting sebagai pengajar atau guru bagi anak-anak. “Pada saat yang sama, ibu juga harus bisa menjadi sahabat bagi anak-anaknya, yang sekaligus menjadi motivator seluruh keluarga,” terangnya.
Peran sebagai manajer rumah tangga, kata dia, juga tidak kalah penting. “Ini dikarenakan ibu yang paling familiar dengan kondisi, isi, serta seluk beluk yang ada di rumahnya,” tutur bunda lima anak tersebut. Termasuk, lanjut dia, jika ada anggota keluarga yang sakit, maka ibu juga yang berperan sebagai perawatnya.
Maka, kata Bunda Reny, tidak mudah berperan menjadi ibu era baru. “Tapi ini justru menjadi pemicu bagi para ibu untuk terus mencari ilmu-ilmu praktis dan mendasar tentang skill keperawatan,” ujarnya.
Yang juga tak kalah penting, tambah dia, adalah skill memasak. “Tentunya ini menjadi peran istimewa para ibu yang masakannya ditunggu seluruh anggota keluarga,” ungkapnya.
Dalam menjalankan peran dan tugas tersebut, Reny mengingatkan agar para ibu selalu berpatokan pada tuntunan Allah SWT. “Berbekal iman, ilmu, dan doa, seorang ibu akan lebih siap dalam mengemban tugasnya,” demikian kata Bunda Reny.
Pembicara kedua, Suaibatul Aslamiah Rozik juga menyampaikan peran sentral seorang ibu. Menurutnya, sosok ibu berperan penting menciptakan rasa nikmat berada di rumah bagi seluruh keluarga.
“Terutama di era pembatasan sosial dan pergerakan seperti yang terjadi saat ini,” ungkap ibu rumah tangga yang menjalankan aktivitas jualan online dari rumah ini.
Bunda Mia, sapaannya, menyatakan, seorang ibu dapat mengupayakan kenyamanan tersebut di rumah. “Kita bisa mengupayakann. Misalnya, menjadikan rumah terasa seperti restoran yang sedap makanannya. Sekolah atau kampus yang menyenangkan dan menggembirakan. Atau tempat belanja dan kebugaran yang nyaman. Semuanya ada di rumah kita,” lanjut dia.
Memainkan Kemampuan Multitasking
Lalu bagaimana cara mewujudkan itu semua? Ibu tiga anak yang juga pengusaha kuliner ini menantang agar para Ibu memainkan peran magisnya, termasuk dalam menciptakan kenyamanan tersebut dalam rumah.
“Memang semua itu akan memerlukan kerjasama semua pihak dalam keluarga. Namun, tak dipungkiri, peran ibu era baru di dalam rumah itu juga bersifat sentral,” paparnya.
Menurut Bunda Mia, rahasianya terletak pada bagaimana agar ibu bisa memainkan kemampuan multitasking-nya secara kontinyu dengan transisi yang halus. “Entah sebagai chef, guru, atau akuntan. Ibu perlu terus berproses, learning by doing atau belajar sambil berbuat. Memang tidak mudah, tapi mau tidak mau kita nanti akan terbiasa,” ujar Mia.
Salah satu tipsnya, menurut Mia, sang Ibu perlu memiliki tiga karakter penting ini. “Ibu harus punya jiwa sabar dan ikhlas serta melakukan segala tugasnya dengan senang hati,” pesannya.
Senada dengan ajakan ini, Bunda Reny juga mengingatkan, bahwa semua anggota keluarga tetap memiliki peran dan harus bekerjasama dalam menciptakan kebahagiaan di rumah. “Kebahagian tersebut didapat dari tiga hal,” ujarnya.
Pertama, kata dia, membentuk persepsi yang tepat dan konsisten tentang bahagia itu sendiri. Kedua, fleksibel dalam menjalani peran agar tetap berorientasi positif. “Ketiga, jangan tunda pekerjaan di depan mata,” terang dia. (*)
Kontributor Silmi Fitri. Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.