PWMU.CO – “Innaa lillaahi wa innaa ilayhi raaji’uun. Segenap anggota Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur mengucapkan turut berbela sungkawa atas wafatnya Ibu Dra Hj Sunarti.” Begitulah salah satu potongan surat yang masuk pada redaksi PWMU.CO, siang tadi (14/3). Istri almarhum Wakil Ketua PWM Jatim 1995-2000, Ahmad Adjib (lebih dikenal Matadjib), menyusul sang suami yang telah wafat 7 tahun sebelumnya. Meninggal tadi malam pada pukul 21.00 wib, dan dimakamkan di pemakaman Umum Keputih Surabaya, tadi pagi pukul 10.00 wib.
Sunarti wafat setelah dirawat di RS Darmo dalam usia 81 tahun. “Sebagai istri, tentu saja beliau sangat berperan besar dalam menyemangati bapak Matadjib dalam mengurus Persyarikatan,” terang ekretaris PWM Jatim Tamhid Masyhudi yang datang ke rumah duka di Jl Raya Dukuh Kupang 116. Memang, sang suami, Matadjib adalah aktivis Muhammadiyah yang datang dari “luar”. Awal perkenalan mengesankan tentang Muhammadiyah adalah kemandirian organisasi ini.
(Baca: Istri Ketua PWM 1970-an Wafat)
“Di Muhammadiyah, bapak tidak kenal lelah menghadapi masalah sekalipun itu harus dilakukan di daerah-daerah,” tutur Soenarti pada akhir Februari 2009 silam tentang kiprah sang suami. Matadjib sendiri terpilih sebagai anggota PWM Jatim periode 1995-2000, dan diamanahi sebagai Koordinator Bidang Pendidikan dan Kebudayaan PWM Jatim.
Kini pasangan itu telah bertemu kembali di alam baka. Pasangan ini meninggalkan empat orang anak, dan 10 cucu. Empat anaknya adalah Muhammad Arif Ananto, Lusi Meidina Sunaryanti, Rahmat Arif Wibowo, serta Rina Kurnia Handayani. (arya/raya)