PWMU.CO – Belajar metode Berlian ala dosen Dr Iswinarti MSi dibahas dalam web seminar Lembaga Kebudayaan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Kamis (14/5/20).
Pada kesempatan tersebut, dosen Fakultas Psikologi UMM itu mengangkat tema Pembelajaran Daring Berbasis Budaya pada Siswa TK dan SD dalam Situasi Pandemi Covid-19.
Menurut Iswinarti, permainan tradisional memiliki nilai-nilai karakter yang baik. Di antaranya performance character, seperti halnya kemampuan menyelesaikan masalah, pantang menyerah, mengatur strategi, dan berkompetisi. “Selain itu, ada berkomunikasi, dorongan berprestasi, pengendalian diri, ketelitian, konsentrasi, hingga kepemimpinan,” ujarnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, penelitian tentang pengaruh teknologi digital seperti video game dan komputer terhadap perkembangan anak telah menunjukkan hasil yang konsisten.
“Penggunaan internet dalam bermain game atau game online secara potensial akan menimbulkan bahaya kesehatan fisik dan mental,” paparnya. Agresivitas, lanjutnya, merupakan salah satu efek yang berarti dari bermain video game tersebut.
Sedangkan dalam permainan tradisional, kata dia, terdapat juga moral character yang sangat dibutuhkan untuk hubungan terbaik. “Yakni nilai kejujuran atau sportivitas, empati, tanggung jawab, hubungan sosial, kerjasama, serta keadilan,” lanjutnya.
Metode Berlian
Dalam penelitiannya, Iswinarti mengemukakan metode Berlian, yaitu bermain, experiential, learning, dan anak. Metode ini berfungsi membantu anak menemukan makna dari pengalaman, ketika mereka bermain permainan tradisional.
“Salah satu hasil penelitian yang dilakukan ini menunjukkan bahwa anak-anak yang bermain permainan tradisional disertai belajar metode Berlian, lebih mengalami peningkatan kompetensi sosial,” ungkap Iswinarti.
Dia kemudian menjelaskan langkah-langkah permainan tradisional dengan metode Berlian. “Yaitu menentukan nilai yang terkandung, mengajari aturan main, simulasi cara bermain, dan melakukan evaluasi terhadap cara bermain,” ujarnya. Selain itu, juga melakukan permainan dan refleksi terhadap pengalaman anak saat bermain.
Iswinarti juga menyebut beberapa nama permainan tradisional terbaik yang menunjang penanaman nilai. “Di antaranya congklak lidi, dakon, bekelan, engklek, dan lompat tali,” tuturnya.
Dia juga mengungkapkan, peran serta banyak pihak dibutuhkan dalam menyosialisasikan permainan tradisional, termasuk guru yang ada di sekolah. “Jadi orangtua bakal melaporkan pada sekolah bahwa mereka sudah bermain. Upaya ini sebagai bentuk aplikasi mata pelajaran tertentu yang berkesesuaian dengan permainan tradisional,” ungkap dia dalam webinar yang diikuti ratusan peserta tersebut.
Seperti diketahui, orangtua mempunyai kesempatan lebih bersama anak di masa pandemi Covid-19 ini. , Hal tersebut tentunya menjadi kesempatan bagi mereka mempererat hubungan antar anggota keluarga, khususnya pada anak. Penerapan permainan tradisional bersama keluarga menjadi alternatif kegiatan yang bisa dilakukan, agar buah hati tidak disibukkan dengan perangkat gawai. (*)
Penulis Maharina Novi. Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.