PWMU.CO – Tulisan itu nyawa internet. Penulis buku best seller Ma’mun Affany menegaskan hal tersebut dalam kegiatan PWMU.CO Sapa Kontributor bertama ‘Tetap Kreatif Menulis di Tengah Pandemi Covid-19’, Ahad (7/6/20).
Ia mengatakan, walaupun sekarang sedang ngetren yang namanya YouTube atau audio visual, tapi hampir semua itu nyawanya adalah tulisan. Buktinya, kata dia, ketika kita mencari di YouTube, kita pasti mengetik tulisan di sana.
“Walaupun dengan Google Voice, pasti diketik dengan tulisan. Maka pada saat pandemi seperti ini, yang menguasai tulisan itulah yang menguasai dunia internet nanti. Bahkan di Google pun demikian,” jelasnya.
Oleh sebab itu, lanjutnya, ketika kita sudah memahami dunia internet adalah dunia tulisan, maka yang paling penting adalah penulis harus memiliki fleksibilitas berkaitan dengan media yang dipilih.
Matangkan Tulisan Anda!
Ma’mun mengatakan, seorang penulis buku akan menulis model buku untuk website. Demikian juga jika dia penulis media sosial, maka akan menulis model media sosial pula dalam website.
Padahal, kata dia, setiap media, website, blog, media sosial, mempunyai sisi yang berbeda cara menulisnya. “Di sinilah kemudian seharusnya, penulis memiliki fleksibilitas berkaitan dengan media yang ditulis,” tuturnya.
Ia mencontohkan dirinya yang terbiasa menulis buku, harus belajar sedikit tentang menulis di website, karena tekniknya sangat berbeda. Menurutnya, tulisan kita akan dinikmati pembaca ketika buku itu dipegang. “Tapi kalau untuk website, satu persatu tulisan baru akan dinikmati setelah ditemukan di mesin pencari,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, Ma’mun berpesan satu hal yang penting yaitu mematangkan tulisan kita dengan media yang akan kita tulis. “Jangan terlalu kekeh dengan gaya model tulisan kita, karena siapa yang demikian, dia akan terdisrupsi dalam era digital sekarang,” tegasnya.
Beragam Tema dalam Website
Pertama, tema pilar. Ma’mun menjelaskan, pilar artinya tiang. Tidak ada tiang, maka pada akhirnya rumah roboh. “Nah di website itu dikenal tema pilar adalah tema yang tidak perlu di-share, tapi traffic-nya terus datang,” ungkapnya.
Ia mencontohkan, jika Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Nadjib Hamid-–yang juga mengikuti acara ini—menulis tentang keliling Surabaya bertemu Bu Risma.
Menurutnya, ini akan terus menjadi tema pilar yang kemudian mendatangkan traffic karena ada kata ‘Surabaya’ dan ‘Bu Risma’. “Ini dua magnet yang selalu dicari di Google berkaitan dengan Surabaya,” tuturnya.
Kedua, tema viral. Ma’mun meyakini PWMU.CO mempunyai kekuatan di sini. Namun, kata dia, kelemahan tema viral itu adalah sekali viral, ia akan susut, walaupun ada angka stabilnya.
Ketiga, tema inti. Yaitu tulisan yang menjadi inti dari website tersebut. Kalau di PWMU.CO adalah news. Ia mengatakan, masing-masing website mempunyai standar. “Yang penting dari semuanya adalah porsi dari masing-masing itu ditentukan, antara pilar, viral, inti,” kata pengelola panduanterbaik.id ini.
Selain tiga tema itu, penulis novel 29 Juz Harga Perempuan itu juga tulisan refleksi dalam website. Dia mencontohkan, salah satu contoh tema refleksi seperti yang pernah ditulis Pemimpin Redaksi PWMU.CO Mohammad Nurfatoni, Agar Muhammadiyah Tak Tenggelam di Dasar Google.
“Refleksi ini kemudian bisa dibaca orang terus menerus ketika dimuat satu kata nama, Muhammadiyah. Ini pasti akan sering dibaca karena ada kata-kata Muhammadiyah,” tuturnya.
Wakil Direktur YDSF Surabaya itu juga memberi tips agar website banyak bekerja sama dengan penulis lain. “Ini kan banyak kontributor dan Muhammadiyah sangat banyak tokoh,” ujarnya.
Ia menyarankan para kontributor PWMU.CO memilah masing-masing daerah. Karena menurutnya, salah satu yang paling banyak dicari di internet itu tulisan tentang wawancara dengan tokoh.
Kreativitas Mengelola Website
Karena PWMU.CO memiliki view yang cukup banyak, dibuktikan dengan peringkat di Alexa yang cukup tinggi, Ma’mun mengatakan, maka ketika menulis apapun, dia memiliki kekuatan dibandingkan website yang lain.
Di internet, lanjutnya, ada yang namanya niche. Tema yang paling banyak dicari dengan hyperclick cukup tinggi, sambungnya, adalah kesehatan. “Kedua investasi dan bisnis. Ketiga travelling. Keempat pengetahuan agama dasar. Kelima review, contoh review sekolah sangat dibutuhkan. Terakhir tema pendidikan,” sebutnya.
Sebagai website Muhammadiyah, alumnus Gontor itu juga menyarankan PWMU.CO banyak menulis pengetahuan terkait Muhammadiyah.
Terakhir yang ia jelaskan adalah kreatif mempublikasikan tulisan melalui narasi audio di YouTube. “Polanya tidak tampil wajah, tapi tampil narasinya dan itu dibuat oleh penulis-penulis hebat,” sarannya.
Lalu bagaimana hal itu menjadi kekuatan? Ma’mun menyarankan, setiap postingan yang ada di PWMU.CO di-link-kan dengan YouTube yang dinarasikan. “Misalnya pesan dan nasihat Prof Din Syamsuddin di tahun 2020,” ujarnya. (*)
Penulis Ria Pusvita Sari dan Nely Izzatul. Editor Mohammad Nurfatoni.