PWMU.CO-Guyon tiktok yang kebablasan dibuat orang. Demi terkenal dan follower. Inilah buktinya. Tiga pemuda shalat di mushala. Sedang berposisi sujud. Pakai sarung dan baju yang pantas. Awalnya terlihat khusyuk. Tapi, astaghfirullah, bangkit dari sujud, bukan berdiri untuk rakaat berikutnya. Tapi malah joged diiringi musik remix. Banjir kecaman netizen tentu saja.
Di NTB hal yang sama dilakukan remaja putri. Pakai mukena. Selain mendapat caci maki, dia juga harus berurusan dengan polisi. ”Saya salah Pak. Saya tidak bermaksud mempermainkan gerakan shalat. Tapi, refleks karena HP bunyi dan ringtonenya musik. Spontan saya joged,” katanya berkilah kepada polisi yang memeriksanya.
Ada juga yang dilakukan bukan remaja. Malah pejabat Pemda. Kepala Dinas Pariwisata dan Olahraga Bondowoso Harry Partriantono yang bertiktok ala tari India bersama seorang wanita yang berjoged di atas meja. Dia harus menjalani sidang etika untuk itu. Apa katanya. ”Saya benar-benar khilaf,” katanya seperti diberitakan Kompas.com 13 Juni 2020.
Ada lagi guyon tiktok yang kebablasan di Bekasi. Dilakukan seorang bidan. Dia terlihat mengobok-obok pipi bayi yang baru dilahirkan beberapa hari demi untuk tiktok. Melihat kelakuannya yang tidak pantas ini, dia dilaporkan oleh netizen ke kepala Dinas Kesehatan Bekasi.
Komentar Gila
Para tiktok mania pasti tahu Bowo Alpenliebe. Artis tiktok 14 tahun yang bernama asli Prabowo Mondardo ini masih duduk di kelas 8 SMP. Follower aplikasi alaynya sudah 400 ribu. Fansnya luar biasa fanatik. Meet and greetnya bayar Rp 80 ribu tapi tetap heboh.
Bahkan, comment-commentnya bikin miris. Aku rela jual ginjalku yang penting bisa ketemu Kak Bowo. Ada seorang ayah yang mengeluhkan kelakuan anaknya yang tega mencuri uang untuk kontrakan rumah sebesar Rp 500 ribu demi bertemu Bowo.
Bahkan ada yang berkomentar gila: Kak Bowo bagaimana kalau kita ciptakan agama. Tuhannya Kak Bowo. Na’udzubillah. Untungnya, atau bagi fansnya, sayangnya, Bowo gagal upload akunnya lagi sejak Tiktok di-banned dan kemudian diizinkan lagi.
Dan yang terbanyak adalah ini, joged yang kebablasan. Meski menggunakan kerudung di kepalanya, gerakan para remaja putri ini sangat tidak pantas. Erotis. Mengundang syahwat. Bahkan sampai ada yang entah sadar atau tidak sadar mengangkat bajunya sehingga kelihatan kulit perutnya.
Tidak hanya kalangan remaja, ibu-ibu juga. Mereka seperti berlomba tidak mau kalah dengan putrinya. Sampai menjulur-julurkan lidah seperti kehabisan gaya. Demi menarik penonton sebanyak-banyaknya. Sayangnya, hanya sekadar tontonan bukan tuntunan yang mendidik.
Ustad Adi Hidayat dan Abdul Shomad tidak kurang-kurang mengingatkan agar kita hati-hati main tiktok. ”Bisa makruh malah juga bisa haram,” kata Ust Adi Hidayat seperti dikutip Tribun Pontianak.co.id, 20 April 2020. Pokoknya kalau tidak disukai agama jatuhnya bisa haram,” tegasnya. ”Yang jelas, itu adalah perbuatan yang sia-sia. Kelak akan dimintai pertanggungjawabannya,” kata UAS.
Silakan bertiktok ria tapi yang kreatif, menghibur dan berguna. Kalau tidak bisa, tinggalkan saja. Daripada kelak, kelabakan mempertanggungjawabkannya. (*)
Penulis Ali Murtadlo Editor Sugeng Purwanto