PWMU.CO-Sejarah orang jahiliyah menyembah berhala diterangkan oleh Ibnu Ishaq dalam kitab sirahnya. Mula-mula orang-orang Mekkah ketika pergi mencari rezeki di negeri-negeri lain membawa batu sebagai penghormatan terhadap kota sucinya.
Jika berhenti di satu tempat, mereka meletakkan batu itu, lantas thawaf di sekelilingnya seperti mereka thawaf di Kakbah. Hingga akhirnya batu-batu itu dipercaya membawa keberuntungan dalam perjalanan. Lalu dikeramatkan. Diberi sesaji untuk memelihara berkah keberuntungannya.
Berganti generasi lama-lama batu warisan itu dipuja dan disembah. Anak cucu melupakan ajaran leluhurnya Nabi Ibrahim dan Ismail. Mereka mengikuti ajaran bapak-kakeknya menjadi penyembah berhala-berhala dan tersesat seperti umat-umat sebelumnya.
Ada juga orang Quraisy seperti Amr bin Luhai, saat dia pergi dari Mekkah melihat kaum Amaliq di Ma’arib, daerah Balqa’ menyembah berhala. Dia percaya omongan penduduk Amaliq bahwa berhala itu memberi hujan dan pertolongan lain.
Amr bin Luhai lantas meminta berhala maka diberi Hubal untuk dibawa ke Mekkah. Dipasanglah Hubal dekat sumur Zamzam dan penduduk diminta memberi sesaji, kurban, dan menyembahnya agar diberi hujan dan pertolongan lain. Akhirnya patung itu disembah dan didewa-dewakan.
Pengikut ajaran Nabi Ibrahim dan Ismail makin sedikit. Mereka berpegang teguh kepada millah Ibrahim mengagungkan Kakbah, thawaf, dan ibadah haji, umrah, wukuf di Arafah dan Muzdalifah, menyembelih hewan qurban.
Mereka membaca talbiyah ketika melakukan haji dan umrah, serta tidak memasukkan bid’ah ke dalamnya. Mereka tetap mentauhidkan Allah. Orang-orang inilah yang kemudian menyambut kedatangan ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad.
Ketika Nabi Muhammad menaklukkan kota Mekkah, ratusan berhala di Kakbah dihancurkan. Gambar-gambar dan jimat di dindingnya dibakar. Umat manusia diberi ajaran Islam. Hanya menyembah Allah, tiada sekutu sesembahan lainnya.
Nama-nama Berhala
Tiap kabilah membuat berhala sesuai kepercayaannya dan memberi nama. Kabilah Hudzail bin Mudrikah menjadikan Suwa’ sebagai berhala diletakkan di dekat sumber air.
Kabilah Kalb bin Wabrah menjadikan Wadd sebagai berhala di Dumatul Jandal. Penduduk Huras dari Madzhaj menjadikan Yaghuts sebagai berhala.
Khaiwan, salah satu kabilah dari Hamdzan menjadikan Ya’uq sebagai berhala di daerah Yaman. Kabilah Dzu Al-Kila’ dari Himyar menjadikan Nasr sebagai berhala.
Orang Khaulan mempunyai berhala bernama Umyanis. Mereka memberikan hewan dan hasil panen kepadanya di samping kepada Allah.
Anak-anak keturunan Milkan bin Kinanah mempunyai berhala bernama Sa’ad. Berhala Sa’ad adalah batu di tempat lapang.
Orang Quraisy juga membuat berhala Isaf dan Nailah di sumur Zamzam dan menyembelih hewan kurban di sampingnya. Berhala ini kemudian dibungkus cerita, Isaf adalah laki-laki dan Nailah adalah wanita dari Jurhum. Isaf anak Baghyi, dan Nailah putri Diki. Keduanya berzina di Kakbah, kemudian Allah mengutuk menjadi batu yang kemudian disembah. Cerita ini hidup di kalangan orang Quraisy.
Setiap penduduk negeri membuat berhala yang mereka sembah di negerinya. Jika salah seorang dari mereka hendak bepergian, ia memegang berhalanya ketika hendak berangkat. Jika tiba dari bepergian, orang langsung menuju berhala untuk memegangnya sebelum bertemu dengan keluarganya. (*)
Editor Sugeng Purwanto