Peran Ibu dalam Ketahanan Keluarga saat Pandemi, kolom ditulis oleh Ns Awatiful Azza MKep SpKepMat dosen Fakultas Ilmu Kesehatan; Ketua Pusat Studi Wanita Universitas Muhammadiyah Jember.
PWMU.CO – Pandemi Covid-19 telah banyak mengubah sendi kehidupan berbagai lapisan masyarakat. Tidak hanya memberikan dampak sosial-ekonomi, namun pandemi ini juga mampu mengubah perilaku dan kebiasaan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Secara khusus, pandemi ini telah memberi dampak luar biasa pada peran perempuan atau ibu dalam keluarganya. Ibu sebagai garda terdepan ketahanan keluarga harus kuat dan mampu menjaga serta melindungi keluarga supaya mampu bertahan di tengah wabah.
Ibu di era pandemi ini memegang peranan penting dalam segala aspek dalam menyokong keberlangsungan kehidupan keluarganya. Tidak hanya sisi keamanan keluarga dari penularan Covid-19 tetapi keberlangsungan hidup secara sosial dan ekonomi juga menjadi beban yang harus dipikulnya.
Dengan kemampuan yang dimilikinya, ibu mampu mengeluarkan segala kemapuan dan daya krativitasnya agar tetap survive di tengah pandemi Covid-19 ini.
Peran Multitasting
Era pandemi akhirnya memaksa kaum perempuan agar dapat berbuat untuk semuanya. Kaum perempuan ‘terpaksa’ harus memainkan peran multitasting-nya di rumah. Selain harus menyelesaikan pekerjaan kantor dan pekerjaan rumah tangga, seorang ibu juga menjadi seorang guru bagi anak dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Yang tidak disadari, pandemi Covid-19 juga memberikan dampak besar pada kesehatan reproduksi perempuan. Hal itu terkait dengan penurunan akses layanan fasilitas kesehatan reproduksi selama masa pandemi.
Data menunjukkan, terjadi pengurangan kunjungan masyarakat ke fasilitas kesehatan. Sementara lebih dari 400.000 kehamilan baru terjadi selama pandemi di Indonesia (Kompas, 2020). Kondisi tersebut tentunya menyebabkan perempuan memiliki beban ganda yang harus kita ketahui.
Kodrat Wanita Tak Dapat Digantikan
Posisi wanita di dalam ajaran Islam sangat mulia. Hal tersebut tertuang pada surat khusus di al-Quran surat an-Nisa. Keistimewaan yang mereka miliki di antaranya melalui kodrat wanita yang tidak dapat digantikan oleh siapapun dan apapun.
Hal ini sudah sepatutnya kaum wanita untuk selalu menjaga rahmat yang telah diberikan tersebut dengan sebaik-baiknya. Wanita memiliki aspek emosional atau rasa yang lebih sensitif dibandingkan laki-laki.
Hal ini menjadi wajar karena tugas seorang wanita utama adalah sebagai seorang ibu untuk mendidik anak-anaknya penuh kasih sayang dan cinta. Untuk itu, fitrah ini bukan hanya sebagai kelemahan wanita melainkan potensi kelembutan, kasih sayang, dan kesabaran wanita dalam mendidik anak-anaknya serta mengelola hubungan rumah tanga.
Tambahan Beban Pekerjaan
Di Indonesia wanita cenderung dianggap bertanggung jawab dalam pekerjaan-pekerjaan rumah tangga (pekerjaan domestik). Mulai dari menyiapkan dan menyediakan makanan, pengasuhan anak, termasuk membantu anak dalam PJJ.
Adanya school from home (SFH), juga cenderung menjadi tambahan beban. Meskipun ibu bekerja, pada saat work from home (WFH), ibu juga harus melakukan pendampingan terhadap belajar anak-anaknya.
Ibu juga dituntut untuk mampu mengatur mobilitas keluarga dan interaksi sosialnya. Selain itu juga kemampuan dalam mengatur gizi keluarga agar tetap sehat.
Ditambah dengan adanya pandangan dan norma sosial perempuan adalah pengasuh utama dalam keluarga. Hal ini membuat perempuan harus bekerja lebih giat dalam mengurus pekerjaannya dan keluarga sehingga pada masa pandemi.
Tugas dan peran perempuan pada pekerjaan domestik semakin meningkat walaupun kadang mereka tidak sadari itu. Karena semua yang mereka lakukan sesuai dengan tanggung jawabnya sebagai ibu dan istri dalam keluarganya.
Dampak bagi Perempuan
Hasil penelitian menunjukkan resesi dan pandemi Covid-19 telah memperbesar dampak bagi perempuan baik dari sisi keamanan ekonomi, pekerjaan, representasi politik, hingga kesehatan.
Sektor yang didominasi perempuan seperti pariwisata, retail, penjualan, manufaktur terpukul parah selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Perempuan lebih banyak berada pada pekerjaan yang sifatnya sementara atau paruh waktu.
Mereka lebih banyak berpeluang kehilangan pekerjaan dibandingkan laki-laki. Peningkatan partisipasi kerja perempuan merupakan peluang ekonomi yang potensial dan kian mendesak dipertimbangkan saat ini.
Tidak berlebihan sebenarnya kita harus dapat mengapresiasi peran yang telah banyak dilakukannya perempuan. Kaum perempuan adalah aset, potensi, dan investasi yang penting yang dapat berkontribusi secara signifikan sesuai kapabilitas dan kemampuannya yang patut diperhitungkan.
Perempuan memiliki potensi yang luar biasa dalam pembangunan karena perempuan memiliki fungsi ganda, menjadi ibu bagi anak-anaknya, menjadi istri dari suamimya, dan bisa juga memiliki peran sosial di masvarakat.
Dalam konteks pembangunan, pengarusutamaan gender dan pemberdayaan perempuan sangat erat kaitannya dengan memperbaiki kualitas generasi berikutnya, mengingat perempuan adalah pendidik pertama di keluarga.
Pada akhirnya, mari kita lebih peduli dan menghargai segala yang sudah dilakukan oleh perempuan. Baik beliau sebagai ibu kita, sebagai pasangan hidup kita ataupun peran mereka dalam sosial masyarakat, maupun pekerja formal. (*)