PWMU.CO – Ada cerita menarik di balik suksesnya acara pelatihan Nalar Ayat-Ayat Semesta (NAAS). Salah satu peserta dari Muhammadiyah Boarding School (MBS) Tarakan, Kalimantan Timur, ternyata sempat ketinggalan pesawat.
Peserta yang bernama Rahmat itu ketinggalan pesawat karena terlambat boarding. Harusnya dia boarding pukul 08.00, tapi baru datang pukul 09.00. ”Oleh otoritas bandara beliau dilarang masuk dan gagal naik pesawat,” kata Munahar menirukan Rahmat.
Meskipun gagal naik pesawat, Rahmat tak patah arang. “Luar biasa. Beliau beli tiket lagi untuk penerbangan malam hari. Dan barus sampai di lokasi Hotel Permata Biru pukul 11 malam. Ini sungguh perjuangan yang luar biasa. Saya kagum para peserta pelatihan NAAS Angkatan ke-3 ini,” kata Munahar yang menjadi ketua panitia pelatihan ini.
Atas antusiasmenya yang luar biasa itu, Rahmat mendapat kenangan buku Ayat-Ayat Semesta, langsung dari penulisnya, Dr Agus Purwanto.
(Baca: Di NAAS, Wacana Bumi Datar akan Dibahas Pendiri Trensains dan Trensains akan Diadopsi untuk Panti Pesantren Muhammadiyah di Surabaya)
Ada lagi yang menarik perhatian. Yaitu keikutsertaan Rofiq salah satu staf pengajar Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang. Menarik, karena dari seluruh peserta yang berasal atau berkultur Muhammadiyah, dialah satu-satunya yang berkultur Nahdliyin.
Di sela-sela acara penutupan, Munahar sempat menyinggung soal itu. “Dengan semangat Ustdz Rofik yang luar biasa dalam mengikuti pelatihan NAAS ini, Tebu Ireng bisa-bisa lebih Muhammadiyah dari Muhammadiyah,” kata Munahar yang disambut ketawa peserta. Sebagai catatan, KH Sholahuddin Wahid (Gus Sholah), pengasuh Ponpes Tebu Ireng Jombang juga telah menjalin kerjasama dengan Dr Agusr Purwanto dalam pendirian Trensains di Jombang.
Selaku Ketua Majelis Pelayalan Sosial (MPS) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya, Feri Yudi Antonis Saputro menyampaikan bahwa PDM Surabaya akan mendirikan pondok pesantren berbasis Transains. “Insyaallah akan di-soft launching dalam Resepsi Milad Muhammadiyah ke-107 di Graha ITS 20 November mendatang,” jelasnya.
Pelatihan yang berlangsung 3 hari sejak Jumat (21/10) di Prigen Trawas dengan nara sumber tunggal pendiri Lembaga Trensains Indonesia Dr Agur Purwanto, ditutup Ahad (23/10). (MN)