Ikhtiar Medis dan Teologis Bebas Covid oleh dr Tjatur Prijambodo MKes, Direktur RS Aisyiyah Siti Fatimah, Tulangan, Sidoarjo.
PWMU.CO-Saat ini semakin tinggi risiko untuk terpapar covid-19 karena penambahan masyarakat yang terkonfirmasi positif covid semakin banyak. Termasuk di antaranya para pimpinan dan pengurus persyarikatan Muhammadiyah.
Menurut data infocovid19.jatimprov.go.id hingga 21 Januari 2021 menunjukkan, jumlah pasien positif di Jawa Timur 103.286 orang. Pertambahan per hari penularan 1.134 orang, pasien yang sembuh 88.349, dan meninggal dunia 7.195 orang.
Untuk menjaga diri dan keluarga dari covid-19, ada beberapa hal yang harus kita pahami. Membicarakan pandemi ini, tidak bisa dipisahkan antara aspek medis dan teologis (spiritual). Jangan mengedepankan salah satunya. Jika hanya medis yang dikedepankan, maka terjadi kesombongan. Jika hanya teologis yang dikedepankan, maka terjadi kebodohan.
Penyakit karena virus, termasuk covid-19, disebut penyakit yang self limiting disease. Penyakit yang bisa disembuhkan diri sendiri jika imunitas tubuh baik. Maka senjata utama untuk menghadapi covid-19 adalah imunitas yang tinggi.
Islam menganjurkan untuk terus berikhtiar meningkatkan imun dengan ikhtiar medis dan teologis.
Ikhtiar Medis
1. Istirahat yang cukup
2. Tidur tidak terlalu larut malam
3. Makan dengan gizi seimbang
4. Minum air, minimal 1,5 liter (6 gelas)
5. Olahraga atau aktivitas ringan di rumah.
6. Jika perlu, minum multivitamin atau probiotik.
Ikhtiar Teologis
1. Memperbanyak istighfar, karena akan membuat hati bersih yang akan meningkatkan sistem imun. ”Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.” (Al-Anfaal: 33)
2. Memperbanyak sedekah. Berdasarkan studi oleh Jorge Moll dari National Institutes of Health terbukti bahwa ketika seseorang melakukan donasi atau sedekah, beberapa area di otak yang terkait dengan kenyamanan, koneksi sosial, dan rasa percaya, turut aktif sehingga menciptakan efek positif terhadap perasaannya. Juga membuat otak melepaskan hormon endorfin, memproduksi hormon dopamin serta oksitosin yang mampu meningkatkan imunitas tubuh dan mengurangi stres. Sedekah itu menutup tujuh puluh pintu kejahatan.
3. Sabar terhadap semua skenario Allah ini. Sabar dalam arti tetap berikhtiar melakukan langkah pencegahan. Sabar dan shalat sesungguhnya menjadi kunci utama peningkatan sistem imun. Sesuai surat al-Baqarah 153, ”Wahai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
4. Selalu mengingat Allah dengan berdzikir. Karena saat mengingat Allah, hati menjadi tenang, otak merilis hormon oksitosin yang akan meningkatkan sistem imun. Bisa baca ar-Ra’dhu 28. Tubuh akan memproduksi Natural Killer Cell (NK Cell), saat seseorang berada di puncak spiritualitasnya karena selalu mengingat Allah
5. Berdoa tanpa henti, menghilangkan stres dan membuat bahagia, memunculkan hormon kebahagiaan. ”Tidak ada yang dapat mencegah takdir, kecuali doa.” (HR Al-Hakim).
Menerapkan Protokoler Kesehatan
1. Memakai masker, melindungi fisik. Berdzikir melindungi lahir dan batin.
2. Mencuci tangan, disertai ringan tangan (sedekah) dan rajin menengadahkan tangan (berdoa), terutama di sepertiga malam.
3. Menjaga jarak (terutama saat makan), jaga iman juga penting.
4. Menjauhi kerumunan. Jangan lupa juga jauhi kemaksiatan.
5. Membatasi mobilitas. Jangan lupa tetap shalat berjamaah di rumah dengan keluarga.
Maka tetaplah sabar dengan menjalankan protokoler medis dan teologis, insyaallah kita akan dihindarkan dari penyakit apapun dan akan diberi kesehatan yang optimal. Aamiin yaa robbal aalamiin.
Editor Sugeng Purwanto