PWMU.CO– Kisah Umar bin Khaththab masuk Islam versi riwayat lain diceritakan dalam buku Sirah Ibnu Hisyam. Bersumber sirah nabawi dari Ibnu Ishaq yang mengatakan, riwayat diperoleh dari Abdullah bin Abu Najih Al-Makki dari sahabat-sahabat Atha’ dan Mujahid yang mendengar Umar bin Khaththab pernah bercerita seperti ini.
Aku tadinya jauh dari Islam. Aku pecandu khamr (minuman keras). Dulu kami mempunyai markas tempat orang-orang Quraisy bertemu. Markas tersebut terletak di bukit kecil di pemukiman keluarga Umar bin Abd bin Imran Al-Makhzumi.
Pada suatu malam, aku keluar rumah untuk mencari teman-temanku di markas itu. Aku mendatangi tempat mereka, namun tidak menemukan seorang pun. Lalu aku pergi ke warung si Fulan berniat menikmati khamr. Ternyata sepi.
Lantas aku pergi ke Kakbah untuk thawaf. Tiba-tiba bertemu Rasulullah saw sedang berdiri shalat menghadap Syam. Tempat shalatnya di antara dua tiang. Tiang hitam dan tiang Yamani. Aku berkata, ”Alangkah baiknya jika aku mendekat kepada Muhammad pada malam ini agar aku mendengar apa yang dibaca.”
Aku mendekati dari arah Hajar Aswad masuk dari bawah kain kiswah. Dengan berselubung kiswah berjalan pelan-pelan hingga berdiri persis di depan Muhammad. Ketika aku mendengar bacaan al-Quran, hatiku tertarik kepadanya. Aku menangis.
Aku diam terpaku di tempatku hingga Muhammad selesai shalat. Lalu dia pulang berjalan melewati al-Mas’a, melintasi rumah Abbas bin Abdul Muththalib dan rumah Ibnu Azhar bin Abdu Auf Az-Zuhri.
Rasulullah mendengar suara langkahku yang membuntutinya. ”Apa yang membuatmu membuntutiku pada jam seperti ini, ya Ibnu Khaththab?”
Aku menjawab, ”Aku datang untuk beriman kepada Allah, dan RasulNya, serta kepada apa saja yang dibawa RasulNya dari Allah.”
Rasulullah memuji Allah kemudian berkata,”Sungguh Allah telah memberi petunjuk kepadamu, ya Umar.”
Rasulullah memegang dadaku dan mendoakan supaya aku tegar. Setelah itu aku balik, sementara Rasulullah masuk rumahnya. Rumahnya berwama hitam putih di depan rumah Muawiyah bin Abu Sufyan.
Mengumumkan Keislamannya
Kisah Umar bin Khaththab berlanjut ke sebuah riwayat dari Abdullah bin Umar bin Khaththab menceritakan, ketika ayahku masuk Islam, ia berkata, siapakah di antara orang-orang Quraisy yang paling andal dalam menyiarkan berita?
Umar diberitahu orang itu adalah Jamil bin Ma’mar Al-Jumahi. Lalu Umar pergi ke rumah Jamil bin Ma’mar. ”Hai Jamil, tahukah kamu bahwa aku telah menjadi muslim. Masuk agama Muhammad?”
Jamil bin Ma’mar tidak menanggapi ucapan Umar. Ia lalu berdiri berjalan. Umar mengikuti. Ibnu Umar membuntuti ayahnya. Jamil bin Ma’mar ternyata menuju pintu Masjidl Haram. Ia berdiri di pintu berteriak dengan suara kerasnya.
”Hai orang-orang Quraisy, ketahuilah Umar bin Khaththab telah murtad.”
Dari belakangnya, Umar bin Khaththab berteriak,”Dia bohong. Sesungguhnya aku telah masuk Islam. Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah hamba Allah dan RasulNya.”
Kemudian orang-orang Quraisy mengeroyok Umar. Umar pun membalas. Pengeroyokan ini berhenti waktu matahari di atas kepala. Umar yang kelelahan duduk. Orang-orang Quraisy masih mengepungnya.
Umar berkata, ”Lakukan apa saja yang kalian inginkan. Aku bersumpah dengan nama Allah, seandainya kami berjumlah tiga ratus orang, pasti kami meninggalkan permasalahan ini bagi kalian atau kalian meninggalkan permasalahan ini bagi kami.”
Tiba-tiba munculh orang tua dari Quraisy berpakaian produk Yaman. Baju gamis hingga ia berdiri di depan mereka. ”Apa yang terjadi pada kalian?”
”Umar bin Khaththab telah murtad,” jawab orang-orang Quraisy.
Orang itu berkata, ”Apa urusan kalian dengannya? Ia telah memilih sesuatu untuk dirinya. Apa sih yang kalian inginkan? Apakah kalian pikir Bani Adi bin Ka’ab akan menyerahkan Umar kepada kalian? Biarkan orang ini!” Orang tua ini bernama Al-Ash bin Wail As-Sahmi.
Menemui Abu Jahal
Riwayat lain lagi menceritakan kisah Umar bin Khaththab ketika pertama masukIslam dia mendatangi Abu Jahal. Umar bin Khaththab bercerita,”Ketika aku masuk Islam pada malam itu, aku teringat siapa saja yang paling keras permusuhannya terhadap Rasulullah saw.”
Aku datang kepadanya untuk menjelaskan, bahwa aku telah masuk Islam. Salah satunya kepada Abu Jahal. Istri Umar bernama Hantamah binti Hisyam bin Al-Mughirah adalah saudara Abu Jahal.
Aku pergi ke rumah Abu Jahal dan mengetuk pintu rumahnya. Abu Jahal keluar menyambutku sambil berkata, ”Selamat datang. Apa keperluanmu?”
Aku berkata,”Aku datang kepadamu untuk menjelaskan aku telah beriman kepada Allah dan RasulNya, Muhammad, serta membenarkan apa yang dibawanya.”
Abu Jahal langsung menutup pintu dengan keras. ”Semoga Allah menjelek-jelekkanmu, dan menjelek-jelekkan apa yang kamu bawa,” teriaknya marah menjumpai kisah sahabat nabi yang masuk Islam ini. (*)
Penulis/Editor Sugeng Purwanto